MTsN 2 Aceh Tengah Tahun Ajaran 2024/2025 Gelar Prosesi Adat Menyikapi Kearifan Lokal Serah Terima Anak Didik Ku Tengku Guru .

MTsN 2 Aceh Tengah Tahun Ajaran 2024/2025 Gelar Prosesi Adat Menyikapi Kearifan Lokal Serah Terima Anak Didik Ku Tengku Guru .

Takengon bidikindonesia.com – Nyawa ni ilmu i akal, nyawa ni beberasen i kal, nyawa ni ume i patal” (Ruhnya ilmu ada di akal, ruhnya ketersediaan pangan ada di takaran, ruhnya sawah ada di pematang).

“Sayang ke atemu kin anakmu ibengisi, geli ke atemu ikekopen” (Jika sayang kepada anak maka marahilah (ajarilah), jika tidak sayang dengan anak makan peluklah/manjakanlah).

Petikan kalimat diatas merupakan petatah petitih (pepatah nasehat) peninggalan nenek moyang masyarakat Gayo di Aceh Tengah.

Meski sarat dengan kiasan, namun jika diterjemahkan secara luas, mengandung makna dan filosofi yang sangat dalam. Pepatah ini mengandung makna bahwa ilmu sangatlah penting dalam kehidupan, oleh karenanya jangan sampai berat hati untuk menyerahkan anak menuntut ilmu.

Inilah yang kemudian menjadi cikal bakal adat “Munyerahni anak ku tengku guru” (menyerahkan anak kepada guru untuk diajar/diberikan ilmu pengetahuan).yang di sampaikan kepada wali dan guru serta anak didik untuk tetap menjaga dan melestarikan kearifan lokal.

Bacaan Lainnya

Menyerahkan anak kepada guru, dalam adat Gayo berarti berserah sepenuhnya kepada guru untuk mengajari/memberikan pelajaran kepada anak mereka tanpa campur tangan atau intervensi orang tua.yang di sampaikan oleh reje pinangan dalam acara “Menyerah Ni Anak Ku Tengku Guru”.

Oleh petue Kampung pinangan jada Nawi dalam menyampaikan ejer marah kepada anak dalam basa gayo.
enti lagu nasep niatu ipangan Gere enguk ipangang Gere Mera lempuk itunu Gere Mera lemut irebus Gere Mera tasak .

lagu emun mukeromong Atan i atas ni baur Gere kekeroh owe turun Ken ganti ni uren munemah pucuk kati lemi.

enti lagu pucuk si lemi lupen Ken deren kayu si pesesuk pora muanguk enye Ken beje ni bumi.

Oleh petue Kampung pinangan jada Nawi dalam menyampaikan ejer marah kepada anak didik di MTsN 2 Takengon.

Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Aceh Tengah menggelar prosesi adat penyerahan anak didik dari orang tua ke Guru yang dilaksanakan di halaman Madrasah setempat, Kamis, 18 Juli 2024

Prosesi adat serah terima anak didik ke guru dalam adat setempat (Gayo) di sebut “Menyerah Ni Anak Ku Tengku Guru”.  memiliki arti “Menyerahkan Anak ke Guru” merupakan prosesi adat penyerahan anak didik oleh orang tua kepada Guru untuk dididik. Kegiatan ini merupakan budaya yang dilakukan orang tua pada saat pertama kali mengantarkan anaknya untuk menuntut ilmu.

Acara serah terima anak didik ke Guru berlangsung hidmat dan haru, Penyerahan anak didik oleh perwakilan Orang tua dan di terima langsung oleh Kepala Madrasah, SYAMSUDDUHA,MA yang disaksikan oleh dewan guru dan seluruh siswa MTsN 2 Aceh Tengah.

SYAMSUDDUHA,MA kepala MTsN 2 Aceh Tengah mengatakan prosesi “Munyerah Ni Anak Ku Tengku Guru” merupakan bentuk kearifan lokal yang memilki tujuan baik yaitu terciptanya komunikasi harmonis antara orang tua dan guru secara bersama sama dalam mendidik anak, baik di rumah atau disekolah.

“Ada adat Gayo sebagai kearifan lokal yaitu adat penyerahan anak didik dari wali ke tengku guru, agar ilmu yang dipelajari lekat dan berkembang diserahkan secara bagus, diamanatkan secara bagus, untuk dididik oleh guru” Ungkap kepala Madrasah tersebut.

Lebih lanjut, SYAMSUDDUHA,MA
mengatakan dengan diserahkannya anak didik oleh orang tua wali diiringi keikhlasan kepada guru, semoga selama didik Allah memberi kekuatan ke guru dalam mendidik, semoga anak yg didik dapat berbakti kepada orang tua, bangsa, dan negara kelak.

Kakankemenag Aceh Tengah yang diwakili stap bimas islam Usman, SH menyambut baik adanya prosesi  “Menyerah Ni Anak Ku Tengku Guru” sebagai bentuk kearifan lokal yang dilaksanakan di MTsN 2 Aceh Tengah.

“Prosesi serah terima ini mencerminkan adanya komitmen bersama, antara Orang Tua siswa dan guru bersama-sama mendidik anak, intinya agar ilmu yang didapatkan anak didik bermanfaat”,

Lebih lanjut, Usman, SH mengatakan kearifan lokal “Munyerahkan Anak ke Tengku Guru” perlu digalakkan dan dilestarikan karena memiliki nilai positif.

“mari kita galakkan dan lestarikan kearifan lokal. adat menyerah ni anak ku tengku guru merupakan adat yang sudah ada sejak dulu, namun seiring perkembangan zaman tidak diterapkan lagi, nah hari ini karena adat ini memiliki dampak positif maka adat yang bagus ini perlu di galakkan dan lestarikan kembali”. Demikian ajaknya.stap bimas islam Usman, SH

Intinya, implikasi dari pelaksanaan Munyerah Ni Anak Ku Tengku Guru, adalah untuk mencari keberkahan bagi anak dalam menuntut ilmu, dengan adanya amanat dan pesan secara emosional antara wali murid dan guru sebagai pendidik.

Turut hadir dalam prosesi tersebut Unsur Majlis Adat Gayo (MAG), Reje Kampung setempat,  komite, wali murid serta guru dan staf MTsN 2 Aceh Tengah.[Riga IT]

Editor : Riga Irawan Toni 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *