MIRIS ! Ada apa sebenarnya Syahidin dengan berbagai cara berupaya untuk menghancurkan Universitas Gajah Putih (UGP) dan terus menerus menjatuhkan saya ?
Takengon -bidikindonesia.Com
Sejak dari pelantikan saya sebagai Rektor UGP pada 17 September tahun 2020, Syahidin terus berusaha dan berupaya untuk menghancurkan UGP dengan berbagai cara, dari beberapa informasi saat itu dia berusaha menjatuhkan Rektor karena ada orang diluar UGP yang dia perjuangkan menjadi Rektor UGP dengan cara mencari kesalahan Rektor yang sah.
Adapun upaya ini pertama dengan mempengaruhi sebagian dosen dan sebagian mahasiswa UGP untuk melakukan upaya aksi atau demo di dalam kampus UGP dan terus membuat kekacauan lainnya di dalam kampus dengan berbagai alasan agar kegiatan Tridharma perguruan tinggi tidak berjalan sebagaimana mestinya, puncaknya sejak kampus mulai mengalami berkurangnya jumlah mahasiswa karena adanya mahasiswa nonaktif lebih kurang 300 org mahasiswa mandiri dan non aktifnya 63 org mahasiswa penerima beasiswa sejak awal tahun 2023, hal ini menyebabkan kampus mengalami defisit dan pembayaran gaji mulai tertunda, dimana sebenarnya penundaan gaji ini juga dialami oleh semua PTS kecuali PTS yang memiliki Fakultas Keguruan (FKIP) dan kesehatan yang peminatnya memang masih stabil dari waktu ke waktu, nah oleh Syahidin kondisi kampus UGP yang sedang mengalami defisit ini menjadi kesempatan dia untuk menghancurkan kampus lagi dengan menyebarkan fitnah utk memuluskan niat busuknya dengan membuat kekacauan di kampus UGP Lagi bukan membantu kampus mencari solusi agar jumlah mahasiswa meningkat, Syahidin malah sibuk mendesak yayasan memecat pimpinan kampus dan digantikan oleh orang yang dia persiapkan, jadi apa yang dia kerjakan selama ini seperti melaporkan kampus ke DPRK kab Aceh Tengah pada bulan mei 2023 dengan tuduhan pengelolaan dana kampus tidak akuntabel ternyata setelah di presentasikan tidak terbukti dan disadari memang kampus sedang mengalami defisit anggaran.
Sebenarnya pemaparan keuangan kampus di dprk kab aceh tengah juga menimbulkan tanda tanya dari sebagian Rektor di Aceh, mereka bertanya apa ada UGP mendapat dana Hibah dari pemda kabupaten Aceh Tengah sehingga harus mempertanggung jawabkan keuangan kampus UGP ke DPRK Aceh Tengah ??? , tapi ya sudah lah.
Tidak puas dengan mempermalukan kampus UGP yang telah membuka kondisi keuangan di DPRK Kab. Aceh Tengah , Syahidin kembali memprovokasi mahasiswa dengan membuat aksi2 di kampus dengan menyerang saya lagi dan puncaknya menyandera dan menyekap Ketua Pembina Yayasan Gajah Putih yaitu Bapak Drs.H. Mustafa ali dengan memaksa menandatangai pemecatan saya dan wakil rektor pada hari jumat 18 Oktober 2023 yang menurut laporan ketua pembina yayasan untuk sholat jumat juga di halangi oleh Syahidin, dimana kedua kasus ini sedang ditangani oleh pihak Polres Kab. Aceh Tengah.
Lagi lagi belum juga puas syahidin sampai disitu dia juga melaporkan dugaan penyalahgunaan dana beasiswa oleh kampus ke Polres Aceh Tengah sebesar 12 milyar yang di media dia ralat lagi hanya 4 milyar, karena memang dalam hasil pemeriksaan tidak ditemukan masuk ke rekening UGP sebesar itu , dan dana yang 4 milyar juga akumulasi dana selama 4 semester tahun 2022 dan 2023 yang utk gaji saja pertahun diperlukan dana lebih kurang 4.1 milyar belum lagi untuk dna operasional kampus yang besarnya kurang lebih 800 sampai 1 milyar pertahun.
Mirisnya lagi Syahidin kembali beraksi utk menghancurkan kampus dengan merilis berita pada tanggal 22 Januari 2024 , dimana syahidin kembali menyerang saya sebagai rektor yang sah, dengan menyatakan rangkap jabatan yang isu ini sebenarnya sudah lama dia hembuskan dan kembali dia sampaikan walaupun hal ini terbukti tidak benar , tetapi ini dia gunakan utk menggagalkan kegiatan wisuda sarjana UGP yang sangat ditunggu-tunggu oleh wisudawan dan org tua masing masing.yang akan dilaksanakan pada hari sabtu tgl 4 Pebruari 2024 ini.
Tidak puas sampai disini Syahidin kembali menyerang saya dengan mengatakan saya mantan rektor, yang sebenarnya kalau saya bukan rektor UGP yang sah kenapa kementerian mengeluarkan PIN ijazah bagi mahasiswa UGP yang kurang lebih berjumlah 230 orang pada tanggal 20 Desember 2023 kemaren dan mencairkan beasiswa yang saya usulkan 116 mahasiswa semester 1, 3, 5 yang jumlahnya hanya sedikit kerena Syahidin mempengaruhi sebagian mahasiswa untuk tidak mendaftar malah saat pendaftaran malah mahasiswa diajak untuk melaksanakan aksi menyerang saya pada hari Senin tanggal 27 Nopember 2023, untungnya waktu itu saya dikawal dan diselamatkan oleh Aparat keamanan dan sama halnya pada kejadian hari jumat tangga 13 Nopember 2023 , juga diselamatkan oleh pihak keamanan , kalau tidak mungkin entah apa yang terjadi terhadap diri saya.
Kalau saya bukan Rektor yang sah apa berani Kemendikbud ristek RI dan L2dikti mencairkan dana untuk beasiswa dan sertifikasi apalagi pin Ijazah ????? .
Jadi saya heran apa sebenarnya keinginan Syahidin ini ???? Kemaren hari Jumat tanggal 26 Januari 2024 Syahidin belum puas untuk menjatuhkan saya kembali merilis berita di media online lintas Gayo yang menyatakan saya mantan Rektor dan dengan memfitnah saya kembali dengan berbagai tuduhan yang tidak mendasar.
Dia tidak sadar kalau terus saya di fitnah dan dijatuhkan sebagai Rektor UGP saat ini, UGP akan makin ricuh dan akan hilang kepercayaan mitra UGP yang telah menjalin kerjasama dengan UGP sehingga makin membuat keuangan UGP makin terpuruk dan masalah penggajian makin terkendala, sehingga kasihan kami- kami yang setiap hari berkerja di kampus, beda dengan Syahidin yang merupakan dosen sertifikasi ( mendapapat tunjangan dari negara), dimana kekampus hanya datang sekali sekali, kerena sejak tahun 2021 dia melanjutkan pendidikan S3 nya di USU Medan provinsi Sumatera Utara dengan beberapa orang dosen UGP lainnya, dimana biaya kuliah nya sepenuhnya di bantu oleh Baitulmall Kabupaten Aceh Tengah atas rekomendasi saya tiap tahunnya . Miris memang perlakuan Syahidin ini kepada saya dan kepada kampus UGP.