Mengenang 29 Tahun Tragedi KMP Gurita

Mengenang 29 Tahun Tragedi KMP Gurita

Sabang | BidikIndonesia Untuk mengenang musibah tenggelamnya KMP Gurita yang terjadi 29 tahun silam, KMP BRR melaksanakan doa dan dzikir bersama. Kegiatan ini menjadi agenda rutin tahunan yang bertujuan untuk mendoakan para korban, khususnya sanak saudara dari mereka yang kehilangan nyawa dalam peristiwa tragis tersebut.

Mualim 3 KMP BRR, Abdul Mauluddin, menjelaskan acara ini tidak hanya dihadiri oleh keluarga korban, tetapi juga terbuka untuk seluruh penumpang kapal. Kegiatan ini adalah wujud solidaritas dan penghormatan bagi para korban KMP Gurita. Doa dan dzikir bersama dipimpin oleh Tgk Ibrahim, seorang tokoh agama dari Gampong Balohan Sabang.

“Jika cuaca mendukung, kapal akan berangkat dari Pelabuhan Balohan Sabang menuju lokasi sekitar karamnya KMP Gurita untuk melakukan doa di tempat tersebut. Namun, jika cuaca kurang mendukung, kegiatan doa tetap dilaksanakan di atas kapal tanpa memutar ke lokasi, dan perjalanan langsung dilanjutkan ke Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh,” ucap Abdul, Mauluddin, Minggu (19/01/2025).

Peristiwa tenggelamnya KMP Gurita menjadi pelajaran penting bagi pihaknya untuk meningkatkan kewaspadaan. Sementara terkait pemeliharaan kapal, Abdul menjelaskan, bahwa docking rutin dilakukan sesuai kebutuhan, yakni sekitar dua minggu untuk perawatan ringan dan satu bulan untuk perawatan berat.

“Kalau cuaca tidak memungkinkan dan tidak ada izin berlayar, kami pasti menunda keberangkatan. Insya Allah, armada kami selalu dalam kondisi fit, siap, dan layak untuk berlayar,” tegasnya.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, musibah tenggelamnya KMP Gurita yang terjadi 29 tahun lalu menjadi peristiwa yang tidak terlupakan dalam sejarah transportasi laut di Aceh. “Pelajaran dari tragedi ini terus menjadi pengingat untuk selalu memprioritaskan keselamatan dalam pelayaran,” tutup Abdul Mauluddin.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *