MAN IC Aceh Timur Kutip Sumbangan dari Siswa Miskin, Ini Alasanya?

MAN IC Aceh Timur Kutip Sumbangan dari Siswa Miskin, Ini Alasanya?

IDI, bidikindonesia.com, Pihak Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia (MAN IC) Aceh Timur diduga telah mengutip sumbangan dari siswa golongan keluarga miskin dan yatim mulai 200 ribu hingga 900 ribu per bulan. Padahal mereka sudah ditanggung biaya makan dari pemerintah dan biaya pendidikan gratis.

Berdasarkan data yang diperoleh,saat ini MAN IC Aceh Timur menampung 32 siswa miskin mulai jenjang kelas 10 hingga kelas 12, sebagian besar mereka dari Aceh Timur, sisanya dari Langsa, Aceh Utara, Kota Lhokseumawe, Aceh Tengah, Pidie dan Sumatera utara.

Mereka dikutip sumbangan bulanan bervariasi, 4 siswa dikutip biaya masing-masing Rp 900 ribu, 7 siswa masing-masing Rp 500 ribu, 9 siswa Rp 600 ribu, 9 siswa Rp 200 ribu, sedangkan 3 siswa lainnya masing-masing Rp 300 ribu, Rp 400 ribu dan Rp 650 ribu.

Sementara itu, Pemerintah Pusat melalui Kementerian Agama RI setiap tahunnya telah menanggung biaya makan mereka, persiswa Rp 33 ribu untuk 3 kali makan dalam sehari, atau Rp 990 ribu per siswa setiap bulannya. Dana makan tersebut dikelola oleh Madrasah dalam bentuk pengadaan catering oleh koperasi guru.

Sejumlah orang tua wali siswa miskin mengaku dana tersebut diminta langsung oleh salah satu petinggi Madrasah saat anak mereka mulai masuk madrasah. Padahal dalam rapat dengan komite madrasah, siswa miskin yang lulus tes dan memegang Kartu Indonesia Pintar (KIP) tidak dikenakan biaya apapun.

Bacaan Lainnya

“Saya dikutip biaya ratusan ribu setiap bulannya, kata bapak itu untuk ongkos cuci piring anak saya. Terus terang saya berani masukkan anak saya ke MAN IC karena awalnya dibilang tanpa biaya makan, tapi tiba-tiba setelah rapat dengan komite baru diberitahu bahwa ada dikenakan sumbangan bulanan,” ucap wali siswa miskin asal Aceh Timur yang tidak bisa disebutkan namanya beberapa waktu lalu.

Ibu paruh baya tersebut mengaku saat mengantar anak masuk ke asrama, tiba-tiba setiap orang tua dari siswa miskin dipanggil satu persatu masuk ke dalam ruang oleh salah seorang petinggi madrasah, disitulah mereka diberi penjelasan, bahwa ada sumbangan walau biaya makan sudah ditanggung pemerintah.

“Setiap orang tua wali siswa diminta sumbangan sesuai kemampuan, namun tetap saja berat karena nilainya ratusan ribu, belum lagi kami harus bayar uang untuk cuci pakaian, beban jajan dan kebutuhan belajar lain,” ucapnya lagi.

Pengakuan senada juga diungkap wali muri lain yang juga asal Aceh Timur. Katanya,malah biaya ‘cuci piring’ tersebut hampir sebesar biaya makan yang ditanggung pemerintah untuk anaknya.

“Berat memang, tapi apa boleh buat sudah saya iyakan saat pertemuan itu. Anak saya pemegang KIP, itu sebagai syarat gratis biaya makan,” ucap wali siswa asal Idi Rayeuk tersebut.

Data lain yang diperoleh, siswa dari keluarga mampu dikenakan biaya makan sebesar Rp 1,2 juta perbulan, ditambah biaya mutu pendidikan sebesar Rp 300 ribu, jasa laundry Rp 150 ribu. Bahkan ditahun ajaran 2022-2023 biaya makan bertambah diatas Rp 1,5 juta.

Alasan Kepala MAN IC Aceh Timur Kutip Sumbangan dari Siswa Miskin, MAN Insan Cendekia Aceh Timur kepada Media mengakui telah mengutip biaya makan siswa miskin pemegang Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan dari keluarga pemegang kartu PKH, dengan nilai berbeda sesuai kesepakatan dengan orang tua masing-masing siswa.

Kepala MAN IC Aceh Timur, Shulfan saat dihubungi via telpon, Selasa (7/2/2023) malam, mengaku hal itu dilakukan karena bantuan bersifat subsidi , kemudian ada juga keluarga pemegang KIP dianggap orang mampu setelah dicek ke lokasi.

Kutipan sama juga berlaku terhadap siswa miskin yang tidak memegang kartu KIP dan PKH, dengan dalih agar bisa makan seperti siswa lain, sekalipun tidak disubsidi oleh pemerintah. Dan nilai sumbangan juga sudah disepakati dengan orang tua wali siswa.

“Gak ada pembebasan, karena itu uang makan, tapi kalau biaya yang lain tidak pernah kita kutip. Sumbangan berdasarkan kemampuan, sebenarnya mereka saling subsidi silang. Nanti yang lebih bayar, cukup lah bagi anak-anak yang bayar 200, 300 biasanya cukup,” ucap Shulfan saat dihubungi via telpon, Selasa (7/2/2023).

Ia juga menerangkan tidak mengelola dana subsidi dari pemerintah tersebut namun dikelola oleh komite madrasah, karena peruntukannya murni biaya makan siswa.

Ia juga menjelaskan syarat mendapatkan subsidi hanya siswa pemegang KIP dan dari keluarga miskin penerima PKH saja. Sebab itu dengan dasar kemanusiaan pihaknya tetap menerima siswa miskin dari non KIP dan PKH dengan biaya makan lebih ringan.

Pernyataan Shulfan soal syarat itu berbeda dengan surat edaran Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI nomor B-5021/DJ.t/Dt.I/HM.01/12/2021 tentang seleksi peserta didik baru MAN IC tahun ajaran 2022-2023.

Pada bagian pembiayaan diterangkan, siswa miskin yang lulus tes bisa mendapatkan bantuan dengan syarat memegang KIP atau PKH atau Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), atau surat keterangan miskin dari kepala desa.

Sementara itu pihak Komite MAN IC Aceh Timur, dr Ikbal hanya beri penjelasan singkat, bahwa mereka tidak ikut campur tentang pembiyaan siswa tersebut, dan juga soal manajemen madrasah. Apalagi sampai saat ini belum ada konfirmasi soal itu dari pihak manajemen madrasah.

“Tentang pembiayaan sekolah dan managemen sekolah. Saya tidak bisa ikut campur. Sejauh ini pun pihak sekolah belum ada konfirmasi ke saya. Yang merupakan bagian kita ekstrakurikuler dan makanan. Mohon maaf,” tulis dr Ikbal via pesan Whatsapp.

Sebelumnya dikabarkan, pihak MAN IC Aceh Timur mengutip uang bulanan untuk biaya makan dari siswa miskin yatim yang sudah ditanggung oleh pemerintah.
Kutipan terhadap 32 siswa miskin tersebut beragam , mulai 200 ribu per bulan hingga 900 ribu per bulan. sedangkan dalam DIPA Pemerintah, masing-masing siswa tersebut sudah ditanggung biaya makan Rp 33 ribu untuk tiga kali makan dalam sehari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *