Literasi Digital Menciptakan Tatanan Masyarakat Kritis dan Kreatif

Literasi Digital Menciptakan Tatanan Masyarakat Kritis dan Kreatif

Banda Aceh|BidikIndonesia.com– Literasi digital akan menciptakan sebuah tatanan masyarakat dengan pola pikir dan pandangan yang kritis-kreatif, sehingga mereka tidak akan mudah tertipu yang berbasis digital seperti menjadi korban informasi hoaks.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Layanan Pustaka Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh Zulfadli, saat membaca sambutan Kepala DPKA, pada Lokakarya Literasi Digital, di Aula Mall Baca Aceh.

“Perpustakaan digital memperluas akses informasi tanpa batasan geografis dalam menjawab tantangan literasi di era modern yang serba cepat dan teknologi. Selain itu, penerapan literasi digital akan membuat kehidupan sosial dan budaya masyarakat cenderung aman dan kondusif,” ujar Zulfadli.

Saat ini, sambung Zulfadli, pemerintah terus membenahi dan mengembangkan perpustakaan agar menjadi tempat yang aman dan terbuka bagi semua orang untuk mengembangkan diri mereka tanpa harus memikirkan biaya.

“Perpustakaan sebagai institusi layanan publik dan media literasi memiliki peran strategis dalam mencerdaskan masyarakat serta memiliki fungsi yang sangat substansial, fundamental, dan instrumental dalam pengembangan kecakapan literasi untuk peradaban bangsa yang merupakan media pembelajaran sepanjang hayat,” kata Zulfadli.

Bacaan Lainnya

Zulfadli menambahkan, untuk mewujufkan upaya ini pemerintah tentu tidak dapat mewujudkan sendiri, karena itu, Edi mengajak seluruh elemen masyatakat untuk berperan aktif membangun budaya digital.

“Saat ini, teknologi informasi semakin berkembang pesat, transformasi perpustakaan berbasis media digital menjadi harapan bagi masyarakat dalam mendapatkan informasi yang mudah, akurat, dan cepat secara online,” ungkap Zulfadli.

Namun, Zulfadli juga mengingatkan, bahwa kemajuan era digital yang begitu pesat membawa implikasi sosial, budaya, dan ekonomi yang signifikan, dapat memberikan berbagai macam jenis dampak, baik itu dampak positif maupun dampak negatif.

“Teknologi digital telah mengubah hampir semua aspek kehidupan manusia, mulai dari cara kita bekerja, berkomunikasi, belajar, hingga cara kita beraktivitas sehari-hari. Di era digital banyak terciptanya platform-platform baru untuk berinteraksi, seperti media sosial dan aplikasi berbasis internet, yang memengaruhi cara kita membangun hubungan, berbagi informasi, dan mengonsumsi konten,” ungkap Zulfadli.

Zulfadli menambahkan, saat ini internet telah menjadi tulang punggung dari hampir semua aktivitas manusia, memungkinkan individu untuk terhubung dengan orang lain di seluruh dunia secara instan. Karena itu, Zulfadli berharap, kegiatan yang mengusung tema ‘Terwujudnya Aceh yang damai dan sejahtera melalui literasi digital’ ini dapat menjadi sarana bagi mewujudkan generasi dan masyarakat yang cakap digital.

“Selamat mengikuti dan semoga informasi pada hari ini dapat menyerap langsung ke teman-teman yang diberi kesempatan dan terpilih pada hari ini serta dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari secara bijak dalam memilih informasi yang berkembang dengan pesat,” pungkas Zulfadli.

Lokakarya Literasi Digital menghadirkan sejumlah narasumber, yaitu akademisi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Reza Idria, Ph.D , dan Ari Nugraha, S.Hum, M.T.I, Ph.D, serta dimoderatori oleh Raihan Lubis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *