Ketua DPRK Banda Aceh Soroti Tingginya Angka Perceraian Pasangan Muda

Ketua DPRK Banda Aceh Soroti Tingginya Angka Perceraian Pasangan Muda

Banda Aceh|BidikIndonesia.com – Ketua DPRK Banda Aceh, Irwansyah ST, menyampaikan kekhawatirannya terkait tingginya angka perceraian di kalangan pasangan muda. Fenomena ini menjadi perhatian serius mengingat dampaknya terhadap keluarga dan anak-anak.

“Masalah utamanya di kalangan pasangan muda ini adalah ambang sabar yang sangat tipis, begitu mudah mengucapkan cerai. Tidak ada rasa malu atau beban kalau jadi janda atau duda. Padahal ada anak-anak yang jadi korban,” ujar Irwansyah saat menerima silaturahmi Komunitas Orang Tua Pembelajar (OTP) di ruang kerjanya.

Irwansyah mengungkapkan bahwa angka perceraian di Banda Aceh didominasi oleh pasangan dari generasi Z dan milenial yang berusia 20-an dan 30-an. Tahun lalu, tercatat 800 kasus perceraian, dan hingga Mei tahun ini sudah ada 300 kasus.

Menurutnya, faktor utama penyebab perceraian adalah kurangnya kesabaran dan ketahanan diri, serta pengaruh negatif judi online dan media sosial. “Padahal yang namanya rumah tangga pasti ada masalah, tapi bagaimana cara kita menyikapinya,” katanya.

Untuk mengatasi masalah ini, Irwansyah menekankan pentingnya memperkuat benteng diri melalui kegiatan positif seperti pengajian, ibadah, aktivitas dalam komunitas atau organisasi, menciptakan quality time bersama keluarga, menumbuhkan rasa malu jika bercerai, dan memilih lingkungan pergaulan yang sehat.

Bacaan Lainnya

“Kadang yang bercerai ini kita lihat tidak ada beban dengan statusnya. Padahal dari perceraiannya ini yang paling menjadi korban adalah anak-anak, mereka tidak lagi memiliki keluarga yang utuh,” ungkap Irwansyah.

Ia berharap Komunitas OTP dapat berperan aktif dalam memberikan edukasi untuk memperkuat ketahanan keluarga.

Pembina Komunitas OTP, Cut Irma Yunita, menyatakan bahwa komunitasnya fokus pada kegiatan edukasi untuk menangkal isu negatif seperti LGBT, narkoba, dan kekerasan seksual. Komunitas ini memiliki sekitar 400 anggota yang merupakan ibu-ibu muda dan berencana menggelar seminar tentang menangkal propaganda LGBT dan kekerasan seksual pada anak. (ADV)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *