Banda Aceh|BidikIndonesia.com – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Lhokseumawe, Ny. Yulinda Sayuti, meraih Juara I Fashion Show Wastra Khas Daerah dalam ajang Rapat Koordinasi (Rakor) Ketua Dekranasda se-Aceh Tahun 2025, yang berlangsung di Banda Aceh pada 8–9 November 2025.
Kegiatan fashion show tersebut digelar pada hari pertama Rakor, Sabtu (8/11/2025), di Ballroom Hermes Palace Hotel Banda Aceh. Para Ketua Dekranasda dari 23 kabupaten/kota di Aceh tampil anggun dengan mengenakan busana berbahan wastra khas daerah masing-masing, menampilkan keindahan, kekayaan motif, serta filosofi budaya daerah.
Dalam kesempatan itu, Ny. Yulinda Sayuti tampil memukau mengenakan busana dengan motif Dheun Bungong Sagoe, wastra khas Kota Lhokseumawe yang menggambarkan keanggunan, keteguhan, dan nilai-nilai budaya masyarakat Lhokseumawe. Penampilan elegan tersebut memikat perhatian dewan juri dan para tamu undangan.
Pengumuman pemenang disampaikan pada malam penutupan Rakor, Minggu (9/11/2025), di area Pasar Tani Banda Aceh. Berdasarkan hasil penilaian juri, Ketua Dekranasda Kota Lhokseumawe berhasil meraih Juara I, disusul oleh Ketua Dekranasda Kabupaten Aceh Timur (Juara II) dan Ketua Dekranasda Kabupaten Nagan Raya (Juara III).
Plakat penghargaan diserahkan langsung oleh Ketua Dekranasda Aceh, Ny. Marlina Muzakir, didampingi Wakil Ketua Dekranasda Aceh, Ny. Mukarramah Fadhullah, sebagai bentuk apresiasi atas kreativitas dan kontribusi para Ketua Dekranasda dalam pelestarian serta pengembangan wastra daerah.
Dalam sambutannya, Ny. Yulinda Sayuti menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya atas penghargaan tersebut.
“Alhamdulillah, prestasi ini menjadi kebanggaan bagi masyarakat Kota Lhokseumawe. Kemenangan ini merupakan hasil kerja keras seluruh pengurus Dekranasda yang berkomitmen memperkenalkan potensi wastra daerah agar lebih dikenal luas,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa Dekranasda Kota Lhokseumawe akan terus mendorong kreativitas dan inovasi para perajin lokal agar wastra daerah mampu bersaing di tingkat nasional.
“Kami ingin menjadikan wastra bukan hanya simbol budaya, tetapi juga sumber ekonomi kreatif yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
Motif Dheun Bungong Sagoe sendiri terinspirasi dari pahatan dan ukiran pada Rumah Adat Ulee Balang di Gampong Meunasah Mesjid, Cunda, yang dikenal juga sebagai Rumoh Kuta Kareung milik Ampon Teuku Chik Muhammad Said. Motif tersebut telah resmi terdaftar sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) atas nama Dekranasda Kota Lhokseumawe sejak 21 Februari 2025, dan mendapat perlindungan hukum dari Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia sebagai bentuk pelestarian warisan budaya lokal.
Menanggapi prestasi tersebut, Wali Kota Lhokseumawe, Dr. Sayuti Abubakar, S.H., M.H., menyampaikan apresiasi dan kebanggaannya.
“Atas nama Pemerintah Kota Lhokseumawe, kami mengucapkan selamat kepada Ibu Ketua Dekranasda beserta jajaran. Prestasi ini menjadi inspirasi bagi seluruh pelaku ekonomi kreatif untuk terus berkarya dan menjaga kekayaan budaya daerah,” ujarnya.
Pemerintah Kota Lhokseumawe berkomitmen untuk terus mendukung peran Dekranasda dalam mengembangkan potensi kriya, wastra, dan ekonomi kreatif daerah, sebagai bagian dari upaya memajukan kebudayaan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
