Ini Angka Stunting Di Aceh Timur, Mana Kecamatan Yang Paling tinggi

Ini Angka Stunting Di Aceh Timur, Mana Kecamatan Yang Paling tinggi

IDI, bidikindonesia.com, Tujuh Kecamatan di kabupaten Aceh Timur yang terbilang daerah kaya akan hasil bumi di sektor pertanian perikanan dan perkebunan, justru di kecamatan itu terdapat ribuan kasus stunting.

Kepala Bidang Kesehatan masyarakat Dinas kesehatan Aceh Timur, Abdullah S.K.M mengatakan, Sumber data dari 7 kecamatan itu di antaranya, Puskesmas Kecamatan Darul Falah terdapat 254 kasus, Puskemas Rantau Peurelak 152 kasus, Puskesmas Kecamatan Peurelak 157 kasus, Puskesmas Idi Timur 145 kasus, Puskemas Bireun Bayeun 122 kasus, Puskemas Darul aman 117 kasus, dan Puskemas kecamatan Rantau Slamat dengan 89 kasus.

Dari 1036 kasus tersebut seluruh nya balita gizi kurang, yang dinyatakan positif masuk katagori stunting. Dimana jumlah angka keseluruhan di Kabupaten itu, mencapai 3 ribu kasus. Dari sejumlah kasus ternyata, masih ada penderita stunting belum tersentuh pelayanan kesehatan, Namun Abdullah enggan merinci jumlah penderita dan asal nama desa.

“Sebenarnya kami mulai tahun 2023 ini, tidak lagi melihat lokus sebagai rujukan daerah mana yang tinggi angkanya melainkan berpedoman kepada tindakan personil di lapangan, mulai dari kader hingga bidan desa.” terang Abdullah.

Abdullah mencontohkan, penanganan kasus selama ini lebih diprioritaskan mulai dari pencegahan hingga pengobatan mulai dari sosialisasi hingga pemberian makanan tambahan kepada balita ditujukan 1900 kasus. Intervensi sasaran itu kepada Pasangan suami istri, Ibu hamil, Ibu melahirkan, dan Balita gizi kurang.

Bacaan Lainnya

Diakuinya, untuk menurunkan angka stunting di Aceh Timur saat ini dalam proses, namun besar kemungkinan di tahun 2024, angkanya dalam kisaran 14 persen. Hasil survei Gizi Nasional, tahun 20021 total kasus 38,2 persen di tahun 2022 turun 33,6 persen. Tetapi dibalik itu, target ingin dicapai dari program proritas tersebut bagimana memutus mata rantai Stunting, yaitu dengan cara Ibu Hamil harus bersedia melakukan pemeriksaan kehamilan 6 kali.

Lanjutnya, Bantuan anggaran 4 miliar tahun 2023 bersumber dari APBN juga disalurkan untuk pemberian makanan tambahan (PMT) untuk per anak stunting 16 ribu 500 rupiah dan bantuan itu disalurkan ke seluruh puskesmas.

Nurjanah kader desa Putoh Kecamatan Pante Bidari mengakui, dana bantuan untuk balita stunting hanya ada ia terima bersumber dari dana desa (DD). Sedangkan dari puskemas apalagi bersumber dari Dinas kesehatan belum pernah di terimanya sama sekali. Untuk Dana desa 5 juta rupiah pertahun, dirinya membelanjakan uang tersebut dengan cara memberikan kacang hijau, telur ayam dan roti yang diperuntukan bagi 7 balita stunting setiap bulan.

Kadis Kesehatan Aceh Timur, Sahminan, SKM,M.Kes mengungkapkan, selama ini pemda Aceh Timur hanya menganggarakan bantuan sebatas sosialisasi ke desa-desa melalui peran kader. Khusus pemberian makanan tambahan pihaknya belum pernah menganggarkannya.

Terkait upaya penurunan angka stunting di Aceh Timur, Sahminan menambahkan untuk tahun 2024 pemda baru akan menggarakan bantuan langsung melalui dinas pendidikan, dinas sosial dan sejumlah institusi lainnya.

Begitu halnya peran Bapak Asuh Stunting (BAS) yang di ketuai Sekda Aceh Timur, direncanakan program ini baru akan berjalan di tahun depan, yang salah satunya melibatkan pihak swasta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *