Harga Beras Naik Menjelang Ramadhan

Harga Beras Naik Menjelang Ramadhan

BANDA ACEH, BidikIndonesia.com Pilpres 2024 yang diikuti tiga pasangan calon presiden-wakil presiden telah berakhir meskipun hingga saat ini belum ada pengumuman siapa yang memenangkan pilpres.

Sementara berdasarkan quick count sementara, pasangan Prabowo-Gibran menang dan sudah mendeklarasikan kemenangannya beberapa hari lalu tak lama setelah pencoblosan.

Sedangkan di sisi lain, harga harga kebutuhan pokok nasional mulai berubah pasca Pilpres, terutama harga beras yang masih tinggi menjelang masuknya bulan suci ramadhan.

Dilansir Tempo.co, per hari ini Senin 19 Februari 2024, harga rata-rata nasional untuk beras premium di panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencapai Rp 16.200 per kilogram di tingkat pedagang eceran.

Harga ini naik sebesar 1,12 persen atau Rp 180. Sementara beras premium naik 0,64 persen ke harga Rp 14.080 per kilogram. Kenaikan harga diiringi dengan minimnya ketersediaan stok di ritel.

Bacaan Lainnya

Ketua Aprindo Roy N. Mandey, menduga ini karena masa panen belum terjadi dan beras tipe medium merek SPHP belum masuk ke retail-retail.

“Situasi dan kondisi yang tidak seimbang antara supply dan demand ini mengakibatkan kenaikan HET beras pada retail modern dan pasar tradisional,” ucap Roy dalam keterangan resminya pada Jumat, 9 Februari 2024.

Menanggapi soal kelangkaan beras di pasaran, Presiden Jokowi sebelumnya mengatakan ini hanya masalah distribusi dan banjir. Sebenarnya, kata Jokowi, stok beras di Bulog masih cukup banyak.

Hal itu disampaikan presiden Ia saat ditemui usai mencoblos di TPS 10, kawasan Gambir, Jakarta Pusat, pada Rabu 14 Februari 2024 lalu.

Dalam pernyataan di Serpong, presiden Jokowi menjelaskan lagi soal harga beras di dunia yang naik karena perubahan iklim dan perubahan cuaca yang menyebabkan gagal panen. “Produksi berkurang sehingga harganya jadi naik,” kata dia.

Pembagian bansos beras pemerintah seberat 10 kilogram sudah dilakukan pada Januari dan Februari. Bansos beras akan dibagikan sampai Juni 2024 dan akan diperpanjang jika anggaran mencukupi.

Untuk menghadapi tingginya harga beras nasional, pemerintah kembali memilih impor beras sebagai solusi. Seperti disadur dari CNN Indonesia, Perum Bulog memilih mengimpor 507 ribu ton beras per Februari 2024 demi memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP).

Alasan memilih beras impor, karena Bulog menganggap harga beras dari petani lokal tidak cocok alias kemahalan. Hal itu disampaikan Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Cahyaningtiyas Rispinatri.

Dia mengatakan impornberas tersebut merupakan penugasan yang diberikan kepada mereka. Sejak awal tahun ini hingga Minggu 18 Februari, wanita yang akrab disapa Tiyas itu mengatakan sudah masuk 507.772 ton beras impor.

“Jadi, dengan target penyaluran (beras) SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) dan bantuan pangan, ini secara kontinu juga pengadaan dari luar negeri (impor) terus berjalan,” ucap Tiyas dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, dikutip dari YouTube Kemendagri, Senin 19 Februari 2024.[Mitaberita]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *