Sabang | BidikIndonesia – Upaya menggerakkan literasi, mendukung pelestarian pantun dan budaya bangsa, serta menjalin persatuan penulis antar negara di ASEAN, Sebanyak 5 orang Guru dari Sabang diundang oleh Perkumpulan Rumah Seni Asnur (PERRUAS) untuk mengikuti ajang bergengsi pada kegiatan Festival Pantun Nusantara 2024. Peserta yang mengikuti Parade Pantun berjumlah 48 orang yang merupakan perwakilan dari Aceh, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Malaysia dan Thailand.
Salah seorang perwakilan sekaligus ketua Penulis di Kota Sabang, Nadiah, S.Pd, mengungkapkan, tahun ini merupakan tahun kedua ia diundang oleh PERRUAS untuk mengikuti Festival antar negara se-ASEAN. “Kami sangat bersyukur, 5 orang guru dari Sabang diundang pada ajang bergengsi antar negara. Disana kami akan menampilkan hasil karya pantun yang sudah kami buat, sekaligus peluncuran buku Antologi Karmina”, ungkap Nadiah, Kamis (19/12/2024).
Ia menjelaskan, Antologi Karmina merupakan kumpulan pantun hasil karya para penulis selama ini. Pantun yang lolos seleksi akan dimuat dalam buku tersebut. Selain Buku Antologi Karmina, pada Festival ini juga akan diluncurkan buku Antologi Pantun Mutiara Budaya Nusantara. “Buku Antologi Karmina berhasil mencatat Rekor MURI sebagai Buku Karmina dengan penulis terbanyak dunia”.
Ke-5 orang guru/penulis pantun tersebut berasal dari MI/SD sederajat yang ada di Kota Sabang. Kegiatan ini akan berlangsung pada tanggal 21-22 Desember 2024, di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. “Perwakilan dari MIN ada 3 orang, saya sebagai Ketua Penulis, ada juga rekan saya Ibu Idiar Tanjung serta Ibu Yuslindawati. Selain itu dari MIS Balohan, ada Ibu Rosa dan Ibu Nilawati dari SD 3 Pasiran”, jelas Nadiah.
Ia berharap, kegiatan ini dapat menggali potensi dan menambah minat masyarakat dalam literasi, khususnya minat dalam menulis pantun untuk semua usia. “Dengan adanya kegiatan ini, saya ingin menggerakkan minat masyarakat dalam menulis pantun, tidak hanya bagi teman-teman yang seprofesi dengan saya, tapi juga masyarakat umum dan anak didik, untuk melestarikan Budaya Bangsa”.[RRI]