BidikIndonesia | Banda Aceh – Perseteruan Gajah Liar dan manusia di Provinsi Aceh sampai saat ini belum sepenuhnya Usai. Kali ini mamalia terbesar di dunia itu mulai mengusik warga di Desa Canggoi, Kecamatan Pante Ceureumen, Aceh Barat.
Keuchik Desa setempat, Teuku Sulaiman mengungkapkan, saat ini sebanyak tiga ekor gajah liar yang terdiri dari dua gajah dewasa dan satu gajah anakan sudah lalu lalang masuk kampung selama dua bulan terakhir.
Bahkan kawanan gajah liar telah menghancurkan bangunan gubuk yang menjadi tempat berlindung bagi para pekerja kebun pada Senin dini hari, 15 Juli 2024 lalu.
“Jadi mereka kalau siang balik ke hutan, kalau malam ni main-main masuk ke kampung kami,” ungkap T Sulaiman, kepada media Kontras Aceh, Selasa, 16 Juli 2024.
Lanjut T Sulaiman, aktivitas gajah liar sudah mulai merambat ke perkebunan warga. Karena mereka makan kelapa, pinang hingga buah sawit yang pohonnya berada di pinggir jalan.
“Akibatnya sudah 70 persen lahan perkebunan warga sudah rusak. Bahkan saat ini gajah sudah mulai memasuki pinggiran sawah yang baru saja ditanami warga,” tegasnya.
Meski tak ada korban jiwa, T Sulaiman mengaku aktivitas gajah liar sudah cukup meresahkan warga. Ia juga sudah memberikan himbauan khusus kepada warganya agar tidak keluar rumah saat malam hari.
“Jadi kalau malam kami disini udah ga bisa keluar, misalnya ada orang sakit pun kami udah ga bisa ngapa-ngapain, karena masyarakat juga takut kan,” ungkapnya.
Hingga saat ini, T Sulaiman mengaku belum ada pihak-pihak dari Pemerintah yang turun untuk berupaya menuntaskan permasalahan gajah liar di desa yang ia pimpin.
“Kita minta pemerintah serius, karena meskipun gajah merupakan hewan yang dilindungi, tetapi masyarakat juga harus merasa aman,” tegas T Sulaiman.
Untuk sementara waktu, upaya yang bisa dilakukan masyarakat untuk mengusir kawanan gajah liat hanya bermodalkan mercun-mercun yang sengaja dihidupkan terutama jelang malam hari.
“Sekarang setiap sore ada dikasi mercon oleh orang CRU, tapi kalau kita liat mercon belum seberapa efektif untuk mengusir mereka agar keluar dari kampung,” tutup T. Sulaiman.[KontrasAceh]