BANDA ACEH, Bidikindonesia.com Even spektakuler Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 yang berlangsung dari tanggal 4-12 November 2023 di Taman Sulthanah Safiatuddin, Banda Aceh telah membuat kota Banda Aceh semarak dan tumpah ruah pengunjung.
Perhelatan itu dibuka langsung oleh Deputi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK, Didik Suhardi, Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki, Wali Nanggroe PDYM Malik Mahmud Al-Haytar, dan Forkopimda Aceh di hadapan ribuan pengunjung.
Di Amel Hotel Convention Hall Banda Aceh menjadi tempat diselenggarakan festival busana selama tiga hari, Selasa sampai Kamis (7-9/11/2023), dengan rangkaian kegiatan mulai dari Presentasi dan Runway Lomba Busana Inovasi, kreasi dan tradisi serta pameran busana dan agenda lainnya , Peragaan Busana Inovasi, pameran busana inovasi, Presentasi dan Runway Lomba Busana Tradisi dan lain- lain.
Mahrami, Penanggungjawab Tim Lomba Busana Tradisi perwakilan Kabupaten Gayo Lues kepada medialatahzan com, Rabu siang ( 8/11/2023) menanggapi lomba Busana Tradisi mengakui sangat mengapresiasi kegiatan ini.
Bagaimana tanggapan buk Mahrami terhadap pelaksanaan lomba busana tradisi yang digelar saat ini ?.
” Kami sangat antusias, karena sekarang kita sudah sulit mendapatkan yang asli. Kami kan menampilkan pakaian adat Gayo asli.
Sekarang ini sudah sulit mendapatkan pakaian Gayo asli. Jadi dengan adanya event-event seperti ini pakaian-pakaian itu bisa dimunculkan lagi”, kata Mahrami pegawai Dinas Pariwisata Kabupaten Gayo Lues ini usai acara gladi bersih lomba busana tradisi yang digelar Kamis besok.
Mahrami menyebutkan busana tradisi harus terus dilestarikan karena nilai sejarah, estetika, seni keindahannya yang tak kalah dengan busana yang dimodifikasi.
“Nggak kalah sebenarnya dengan yang dimodifikasi”, ungkapnya.
Mahrami, wanita paruh baya berkulit putih yang terlihat lebih muda dan cantik mengenakan busana muslimah dengan kalung bed peserta lomba bergantung di leher tak keberatan diminta media ini untuk wawancara.
“PKA ini sebenarnya sudah merupakan salah satu upaya Dinas pariwisata untuk memunculkan kembali pakaian adat asli”, katanya.
Ia menilai, dengan event PKA 8 sungguh teoat memunculkan tradisi-tradisi asli yang makin menghilang.
“.Sedangkan dari kami sendiri mengikuti event seperti ini dan terus memunculkan lagi bahwa motif-motif di daerah kami adalah motif kerawang gayo”, urai Mahrami.
Motif kerawang gayo ini cantik-cantik, terangnya, bagus-bagus, dan bisa kita tempatkan bukan cuma dia punya makna, bukan karena cantik, tapi kalau kita desain, dia bakal tidak kalah dengan yang sekarang ini.
” Jadi cukup dengan sering memunculkan itu sudah membangkitkan kembali semangat orang dengan memakai pakaian tradisi”, ujarnya.
Ia hadir ke kota Banda Aceh bersama rombongan kabupaten Gayo Lues untuk mengikuti berbagai kegiatan memeriahkan PKA 8 menjadi penabggungjawab tim lomba busana.
” Kami dari Gayo Lues sudah siap lomba busana tradisi.Lomba ini akan dilangsungkan besok dari jam 2.sampai malam dengan menampilkan pakaian adat masing-masing daerah”, katanya.
Menurut Mahrami event PKA kali ini kali ini, beda dengan sebelumnya, karena temanya tentang rempah maka stan-stan pameran banyak diwarnai rempah-rempah juga pada motif busana.
“Berbeda dengan yang dulu-dulu. Jadi karena ini temanya rempah, jadi yang nggak pernah kita kihat ada motif busana yang temanya cebgkeh. Itu dulu- dulu kan nggak ada. Dan di anjungan-anjungan pun kita lihat mereka memamerkan rempah. Dan nggak semua rempah sama di tiap kabupaten “, imbuhnya lagi.
Ditanya apa target kabupaten Gayo Lues pada lomba busana tradisi Kamis besok,(9/11/2023).
” Namanya target, nomor satu lah pak ha ..ha ..ha…mudah-mudahan “, ujar Mahrami semberi tertawa menyirat ia wanita ramah yang baik.[medialatahzan]