DPSMAI jajaki peluang kerja sama investasi Malaysia di Aceh

DPSMAI jajaki peluang kerja sama investasi Malaysia di Aceh

Banda Aceh|BidikIndonesia.com – Dewan Perniagaan Serumpun Malaysia-Aceh Indonesia (DPSMAI) menjajaki peluang kerja sama investasi Malaysia dari berbagai sektor di Aceh, mulai dari pariwisata, industri, pertanian hingga peternakan.

“Orang-orang Aceh terbuka, dan pemerintah harus hadir memastikan setiap investasi benar-benar memberikan kesejahteraan bagi masyarakat,” kata Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, di Banda Aceh, Senin.

Pernyataan itu disampaikan Wagub Fadhlullah saat menerima kunjungan Dewan Perniagaan Serumpun Malaysia-Aceh, Indonesia (DPSMAI) dalam rangka penyampaian rencana investasi DPSMAI di Aceh di ruang rapat Wakil Gubernur Aceh, Banda Aceh.

Dalam kesempatan ini, Fadhlullah mengapresiasi upaya kerja sama tersebut dan menegaskan bahwa Pemerintah Aceh terbuka terhadap berbagai bentuk kolaborasi yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Tetapi dia menekankan bahwa setiap investasi harus benar-benar memberikan manfaat nyata dan tidak merugikan masyarakat.

Bacaan Lainnya

“Seperti pada komoditas nilam Aceh yang memiliki kualitas unggul dengan kadar patchouli alcohol (PA) tinggi, namun masih menghadapi perdagangan yang tidak adil dan merugikan petani,” ujar Fadhlullah.

Dalam pertemuan ini, kedua pihak berkomitmen untuk menindaklanjuti pembahasan kerja sama dengan perencanaan dan penyusunan rencana investasi lebih jelas dan terarah antara Pemerintah Aceh dan DPSMAI.

Sementara itu Wakil I DPSMAI, Norazmi Bin Kamaruzaman dalam paparannya menyebutkan bahwa Aceh memiliki potensi besar di berbagai sektor.

Kemudian Aceh juga memiliki sumber daya manusia (SDM) yang kreatif dan berdaya saing, tetapi belum dimaksimalkan karena kurangnya investor.

Karena itu, kehadiran DPSMAI diharapkan dapat membantu memperkuat ekonomi daerah melalui investasi berkelanjutan.

“Saya melihat banyak sekali potensi di Aceh. Orang-orang Aceh juga hebat dari segi kreativitas namun masih terhambat, karena kurangnya investor yang masuk. Karena itulah kami hadir untuk bekerja sama dengan Aceh,” demikian Norazmi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *