Kuala Lumpur|BidikIndonesia.com – Diplomasi pendidikan antara Indonesia dan Malaysia kembali mendapat ruang penguatan melalui kolaborasi Asosiasi Dosen Kolaborasi Lintas Perguruan Tinggi (DKLPT) dengan Universitas Pertahanan Nasional Malaysia (UPNM). Pada Kamis, 25 September 2025, kedua lembaga melaksanakan rapat koordinasi di Fakulti Pengajian dan Pengurusan Pertahanan (FPPP) UPNM untuk membahas persiapan konferensi internasional yang dijadwalkan berlangsung pada Desember 2025 mendatang.
Pertemuan ini dipimpin oleh Dr. Norhazlina Fairuz Musa Kutty selaku Koordinator Konferensi Internasional dari pihak UPNM. Ia menegaskan bahwa forum akademik lintas negara ini diharapkan mampu menjadi wahana memperkuat hubungan bilateral sekaligus memajukan ekosistem riset di Asia Tenggara.
Hadir dari pihak DKLPT sejumlah pengurus inti, di antaranya Ketua Asosiasi, Nanda Saputra, M.Pd., Sekretaris Jenderal, Dr. Tgk. Karimuddin Abdullah Lawang, MA., CIQnR, Bendahara Umum, Nada Afra, M.Pd., Wakil Bendahara, Yunita Abdullah, M.Pd., serta Tim Media, Rizal Fahmi, M.Pd.. Kehadiran mereka menegaskan komitmen kuat DKLPT untuk memperluas jejaring kolaborasi internasional.
Dalam sambutannya, Dr. Tgk. Karimuddin Abdullah Lawang menyampaikan bahwa konferensi ini tidak sekadar agenda akademik, tetapi juga wadah diplomasi pendidikan yang membuka peluang riset bersama, pertukaran dosen, dan publikasi ilmiah bereputasi. Hal ini diperkuat dengan rencana kerja sama lebih lanjut melalui nota kesepahaman (MoU) antara DKLPT dan UPNM.
Sementara itu, Ketua DKLPT, Nanda Saputra, M.Pd., menekankan bahwa kolaborasi ini merupakan bentuk kontribusi nyata dosen Indonesia dalam mengisi ruang akademik internasional. “Kami ingin menunjukkan bahwa dosen Indonesia siap berkompetisi sekaligus berkontribusi di tingkat global,” ujarnya.
Kerja sama ini dipandang strategis dalam mempererat hubungan akademik antara Indonesia dan Malaysia, serta diharapkan mampu mendorong lahirnya gagasan baru, inovasi riset, dan peningkatan kualitas publikasi ilmiah. Dengan demikian, konferensi internasional yang akan digelar akhir tahun ini tidak hanya menjadi ajang ilmiah, melainkan juga simbol persahabatan akademik lintas negara.