Banda Aceh|BidikIndonesia.com – Perputaran uang yang berlangsung cepat di Aceh menjadi sorotan Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh.
Kepala Perwakilan BI Aceh, Agus Chusaini, mengungkapkan bahwa salah satu tantangan ekonomi di Aceh saat ini adalah dana yang tidak lama bertahan di wilayah tersebut.
Hal ini disampaikannya saat menerima audiensi tim Serambi Indonesia di Kantor BI Aceh.
Dalam pertemuan tersebut, BI menyoroti fenomena dana yang masuk ke Aceh, namun segera keluar hanya dalam hitungan hari.
“Seperti dana bantuan sosial (bansos), masuk ke rekening masyarakat, langsung dibelanjakan, dan uangnya berpindah ke luar Aceh.
Begitu cepat, apalagi sekarang ada mobile banking,” ujar Agus Chusaini, mengutip informasi dari lembaga liaison perbankan.
Ia mencontohkan bagaimana uang yang masuk ke rekening warga pada pagi hari, malamnya sudah berpindah ke luar daerah, tanpa sempat berputar dalam ekonomi lokal.
Ini yang kemudian menjadi tantangan besar bagi pergerakan ekonomi Aceh.
Sebagai solusi, Agus menekankan pentingnya mendorong investasi lokal agar uang bisa berputar lebih lama di Aceh.
“Kalau investasi tumbuh di Aceh, produksi dilakukan di sini, maka uangnya pun akan berputar di daerah kita sendiri. Itu yang sedang kita upayakan,” tambahnya.
Ia juga menyebut bahwa sektor-sektor seperti kelapa sawit punya potensi besar, karena uang dari hasil panen bisa langsung diputar di masyarakat.
Namun jika produk olahan seperti minyak CPO harus diproses di luar Aceh, maka keuntungan ekonominya pun lari ke luar daerah.
Untuk itu, BI bersama pemerintah daerah mendorong penguatan sektor hilirisasi dan industri lokal agar dapat menyerap investasi dan menciptakan lapangan kerja di Aceh.
Selain itu, BI juga menyampaikan rencana menggelar event Aceh Government and Investor Dialogue (AGASID), sebuah forum yang mempertemukan pemerintah daerah dan calon investor, sekaligus membedah hambatan investasi yang selama ini terjadi.
“Seringkali sudah ada deal dengan investor, tapi tidak jadi.
Nah, melalui AGASID kita ingin cari tahu persoalan itu dan mencari solusi langsung,” pungkas Agus.
BI berharap melalui kolaborasi dengan media, informasi mengenai upaya penguatan ekonomi daerah ini dapat tersebar lebih luas ke masyarakat, sekaligus mendorong optimisme dan keterlibatan publik dalam memperkuat perekonomian Aceh.