Banda Aceh|BidikIndonesia.com – Sekitar 300 nelayan tradisional di Aceh Besar sudah seminggu tidak melaut akibat cuaca buruk yang melanda wilayah perairan di daerah tersebut. Angin kencang, hujan lebat, dan ombak tinggi membuat aktivitas melaut terhenti total.
“Tidak ada yang melaut sudah seminggu karena angin kencang dan ombak besar serta hujan lebat. Tetapi tidak tahu apakah akan kembali normal nanti kondisinya, namun prakiraan cuaca mengatakan sampai seminggu ke depan cuaca buruk,” kata Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Aceh Besar, Pawang Mulyadi Muchtar.
Dia mengatakan kondisi ini sangat mempengaruhi perekonomian para nelayan dan keluarganya. Terlebih lagi, saat ini bertepatan dengan tahun ajaran baru, di mana banyak anak-anak nelayan yang memulai sekolah.
Kata dia kebutuhan keluarga nelayan tidak bisa dipenuhi karena tidak ada penghasilan. Di saat kondisi darurat seperti ini, dia berharap pemerintah hadir membantu nelayan, terutama Dinas Kelautan dan Perikanan.
“Jumlah nelayan di Aceh Besar lebih kurang 300 orang nelayan, semua berhenti melaut. Jika ada yang melaut ketika ada angin, maka kembali ke dermaga karena tak bisa bekerja,” ucapnya.
Pawang Mulyadi berharap Pemerintah Aceh maupun Pemerintah Kabupaten Aceh Besar dapat memberi perhatian khusus kepada para nelayan tradisional yang terdampak cuaca ekstrem. Terlebih para nelayan umumnya berada pada garis kemiskinan.
“Kondisi ini darurat. Nelayan-nelayan kita ini rata-rata hidup miskin. Kalau tidak dibantu, bagaimana mereka bisa menyekolahkan anak-anaknya. Sebagai ketua KNTI Aceh Besar, saya mengharapkan pemerintah bisa memperhatikan nelayan tradisional,” ujarnya.***