Lampura, Bidikindonesia,- Sore ba’da sholat Ashar, menjadi rutinitas puluhan anak-anak di Desa Tanjung Riang, Kecamatan Tanjung Raja, Kabupaten Lampung Utara (Lampura) menimba ilmu agama Islam di sebuah rumah panggung kediaman Raswin, guru mengaji mereka.
Disana, tampak khusuk anak-anak ini dalam mengeja setiap tulisan kitab suci mereka masing-masing, ada yang masih Iqro juga ada yang sudah fasih membaca Al-Qur’an.
Raswin sebagai guru mengaji anak-anak ini juga terlihat ikhlas dengan ketulusan hatinya dalam membimbing mereka untuk mengeja setiap lafadz kitab suci itu.
Saat disambangi awak media pada Selasa, 6 Juni, 2023, Raswin mengaku menjadi guru ngaji telah lama ia lakoni. Tidak banyak yang dia terima dari setiap muridnya, hanya Rp.150.000 untuk satu tahun ajaran. Itupun masih juga ada orang tua murid yang kerap tidak mencukupinya. Walau begitu, Raswin tetap ikhlas menerima.
“Iya harus ikhlas mas. Saya menjadi guru ngaji ini untuk bekal di Akhirat kelak. Kalau saya menjadi guru ngaji begini, artinya saya setiap hari pasti membaca Al-Qur’an,” kata Raswin.
Dirinya pun mengakui mendapat perhatian dari Pemerintah Desa (Pemdes) Tanjung Riang. Setiap tahunnya, Raswin juga diberi uang Rp.1.000.000 oleh Meriyanto, Kepala Desa (Kades) setempat.
“Bapak Kades juga setiap tahun ngasih uang Rp.900.000. Cuma ditambahin dipasinnya jadi sejuta. Setiap tahun itu ya segitu. Tahun ini iya udah dikasih belum lama ini,” jelas Raswin.
Menurutnya juga, guru ngaji seprofesinya di Desa setempat bukanlah dia sendiri, melainkan masih ada dua orang guru lainnya juga disana.
“Kalau di Desa ini setahu saya ada 3 orang, termasuk saya mas. Cuma kurang paham juga diberi berapa dengan pak Kades,” singkatnya.
Selain mengaku hanya menerima uang tidak lebih dari itu, Raswin juga mengatakan tidak pernah menerima bantuan atau pemberian apapun dari Pemdes setempat, termasuk murid-muridnya.
“Ya tidak adalagi, pokoknya satu tahun itu ya dikasih sejuta itu saja. Kalau anak murid ya tidak ada juga seperti diberi pakaian atau seragam ngaji (Taman Pendidikan Al-Qur’an),” tandasnya.
Atas pengakuan salah seorang guru mengaji ini, nampaknya terdapat selisih anggaran pada pelaporan Pemdes Tanjung Riang tersebut.
Pasalnya, dalam laporan mereka pada realisasi Dana Desa tahun 2022 silam, Pemdes Tanjung Riang ini melaporkan pembayaran insentif guru ngaji mencapai Rp.34.000.000 lebih. Belum lagi pengadaan pakaian anak TPA hingga sekitar Rp.21.000.000.
Sementara tahun 2023 ini, terlihat pada pelaporan yang ada mereka kembali menganggarkan insentif guru ngaji hingga Rp.13.200.000. Sayang, dari banyaknya anggaran itu Raswin hanya menerima Rp.1.000.000 untuk satu tahun.
Lantas apa yang menjadi penyebab perselisihan angaran yang dikucurkan Pemdes Tanjung Riang dengan yang diterima guru ngaji ini?, sayang hingga kini awak media belum berhasil melakukan konfirmasi terhadap Meriyanto, Kades setempat.
Untuk diketahui, Terlihat pula dalam laporannya, Pemdes Tanjung Riang itu telah menggelontarkan DD guna sejumlah item seperti penyelenggaraan pemerintah Desa, pelaksanaan pembangunan, pembinaan pemasyarakatan, pemberdayaan masyarakat, hingga penanggulangan bencana keadaan darurat dan mendesak yang dialokasikan untu Bantuan Langsung Tunai (BLT) DD. [JaKy]