BANDA ACEH, Bidikindonesia.com Kementerian Agama Provinsi Aceh menyebutkan penerapan moderasi beragama di sekolah-sekolah sudah berjalan optimal. Hal ini dibuktikan dengan capaian penerapan moderasi beragama di tingkat SMP dan SMA yang mencapai 90 persen.
Sementara untuk tingkat SD, pengenalan moderasi beragama ini sudah sampai pada tahap sosialisasi dengan capaian 30 persen.
“Kalau kita lihat di tingkat SMP, capaian program moderasi beragama ini sudah mencapai 90 persen, sudah di tahap tidak ada lagi diskriminasi terhadap siswa/siswi non muslim,” kata Kabid Pendidikan Agama Islam Kanwil Kemenag Aceh, Khairul Azhar, dalam acara Media Gathering di Hotel Amel Convention Hall Banda Aceh, Kamis 7 Desember 2023.
Kakanwil Kemenag Aceh, Azhari, menyampaikan moderasi beragama itu penting demi terciptanya kerukunan masyarakat antar agama. Oleh karena itu, sebanyak 47 kampung moderasi beragama sudah dibentuk di seluruh Aceh, sebagai contoh untuk kampung-kampung yang lain.
“Kampung moderasi bertujuan agar masyarakat saling menghormati, bukan kebablasan dalam ibadah, tapi masing-masing umat beribadah sesuai agamanya,” jelas Azhari.
Azhari menilai, sebagai daerah dengan beragam etnis, agama, dan budaya, masyarakat Aceh mampu hidup damai dan rukun tanpa terjadi gesekan. Hal ini pula, kata dia, merupakan bukti bahwa indeks kerukunan di Aceh sudah sangat bagus, walaupun sering dinilai negatif oleh masyarakat lain di luar Aceh.
Menurutnya, moderasi itu bukan hanya antar umat beragama, tapi juga dari internal. “Kalau di Banda Aceh ini misalnya, kita sesama muslim harus hidup rukun dan damai. Karena kalau kehidupan bermasyarakat ini aman, tentu dalam melaksanakan berbagai aktivitas juga akan berjalan dengan baik,” ujarnya.
Lebih lanjut, Azhari menyampaikan Kemenag akan terus melakukan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat agar saling menjaga dan menghargai masing-masing agama dan kepercayaan.
“Diharapkan saling toleransi dan menghargai masing-masing agama, demi meningkatkan kerukunan di masyarakat,” pungkasnya.
Selanjutnya, Azhari juga membahas program madrasah digital yang merupakan inovasi baru dalam bidang pendidikan.
“Di era milenial, semua informasi harus disampaikan secara tepat dan akurat melalui media. Maka diharapkan kepala madrasah, kepala KUA dan penyuluh dapat menggunakan media untuk menyebarkan pesan agama dan pembangunan sehingga informasi positif lebih cepat diterima masyarakat,” harapnya.
Kabid Pendidikan Madrasah, Zulkifli mengatakan, sebanyak 91 madrasah sudah ditetapkan sebagai madrasah digital dengan penggunaan media Power Point dan touch screen dalam proses pembelajaran digital (e-learning).
“Sebanyak 50-60 persen SD di Aceh sudah menggunakan infocus sebagai media pembelajaran dan 70-80 persen SMP di Aceh juga sudah memanfaatkan aplikasi Google Meet dan Zoom. Hal ini dilakukan agar siswa melek dan terbiasa menggunakan media teknologi dalam proses belajar,” ucapnya.[KBA]