Banda Aceh|BidikIndonesia.com – Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) menggelar Project Monitoring Meeting (PMM) Triwulan IV. Pertemuan yang berlangsung selama dua hari ini difokuskan untuk mengevaluasi progres dan memastikan percepatan tiga proyek strategis migas di provinsi paling ujung barat nusantara.
Adapun tiga proyek strategis migas di Aceh adalah pembangunan Gas Processing Facility (GPF), Gas Booster Compressor (GBC), serta proyek Blok A Phase II (ARAS 2). Project Manager PT Pema Global Energi (PGE), Fajra Alfasino, mengatakan tiga pekerjaan itu terus berjalan sesuai rencana.
“BPMA mengapresiasi capaian tersebut, namun menekankan pentingnya peningkatan pengawasan lapangan agar target onstream tetap terpenuhi dengan tetap memprioritaskan aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3),” kata Fajra, Senin, 17 November 2025.
Sementara itu, PT Medco E&P Malaka (MEPM) melaporkan kemajuan signifikan pada proyek ARAS 2 yang akan menambah produksi gas dari Lapangan Blok A.
Project Manager MEPM, Aulia Ringgala, menjelaskan bahwa pelaksanaan proyek terus diselaraskan dengan jadwal pengeboran sumur AS-15.
BPMA meminta agar penerapan standar Health, Safety, and Environment (HSE) dan manajemen risiko tetap menjadi prioritas utama.
Baca Juga
Pencurian Kabel Hambat Proyek Migas Nasional di Aceh Utara
PMM Triwulan IV 2025 menjadi momentum untuk memperkuat sinergi antara BPMA dan KKKS dalam mendorong penyelesaian tiga proyek prioritas tersebut. Proyek-proyek ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap stabilitas energi serta memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Aceh.
Kepala Divisi Perawatan Fasilitas dan Pengendalian Proyek BPMA, Helmi, menegaskan komitmen lembaganya dalam memastikan percepatan proyek. Sinergi yang kuat antara BPMA dan KKKS merupakan kunci keberhasilan.
“Kami berkomitmen memastikan proyek strategis ini selesai tepat waktu, mampu meningkatkan lifting migas, dan mendorong perekonomian Aceh,” ujarnya.***
