BI Aceh Edukasi Ibu-ibu Lewat Cooking Class Dapur Cerdas Inflasi

BI Aceh Edukasi Ibu-ibu Lewat Cooking Class Dapur Cerdas Inflasi

Banda Aceh|BidikIndonesia.com– Aroma tumisan rempah khas Aceh tercium kuat dari dapur mini di kafe Hoco Coffee, Banda Aceh. Puluhan ibu-ibu berseragam oranye tampak antusias mengikuti cooking class bertajuk “Dapur Cerdas Inflasi”.

Di depan mereka, Chef Abdullah Hasan memandu langkah demi langkah memasak udang tumis asam sunti menu khas Aceh dengan cita rasa segar dan asam gurih.

“Kalau cabai segar sedang mahal, kita bisa pakai cabai bubuk. Rasanya tetap enak, dan lebih tahan lama,” ujar Chef Abdullah sambil mengaduk wajan panas.

Kegiatan ini digelar oleh Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh sebagai bagian dari program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Tujuannya sederhana: mengedukasi masyarakat agar lebih bijak berbelanja di tengah fluktuasi harga bahan pokok.

Kepala Unit Kehumasan KPw BI Aceh, Langitantyo Tri Gezar, menyebut menjaga inflasi bukan hanya tugas pemerintah.
“Kalau semua orang membeli barang yang sama sementara stok terbatas, harga pasti naik. Jadi, bijak berbelanja juga bagian dari menjaga inflasi,” kata Langit akrab sapaanya.

Bacaan Lainnya

Ia menjelaskan empat prinsip Belanja Bijak: membeli sesuai kebutuhan, memilih produk lokal, tidak mubazir, dan bertransaksi dengan cermat termasuk menggunakan QRIS.

“Melalui kegiatan seperti ini, kita ingin menyampaikan pesan ekonomi dengan cara yang ringan dan menyenangkan. Dari dapur pun, kita bisa ikut menjaga kestabilan harga,” tambahnya.

Ibu-Ibu Jadi Garda Terdepan

Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Banda Aceh, Siti Hajar yang ikut hadir, mengapresiasi langkah BI Aceh. Ia menilai ibu rumah tangga punya peran penting menjaga keseimbangan ekonomi keluarga.

“Ibu-ibu adalah pahlawan di dapur. Dari cara belanja, menyimpan bahan, sampai mengatur menu harian, semuanya berpengaruh pada pengeluaran rumah tangga,” kata Siti.

Ia juga berbagi tips hemat, mulai dari menyimpan bahan pangan dengan benar hingga menanam cabai di pekarangan.

“Saya tanam cabai sendiri. Sekali panen malah kebanyakan, sampai bingung mau dibagi ke siapa,” ujarnya.

Chef Abdullah, yang dikenal kerap memadukan cita rasa tradisional dan teknik masak modern, memperkenalkan sejumlah bahan lokal “ramah inflasi” seperti asam sunti, kunyit, dan bubuk cabai.

“Resep boleh sama, tapi hasilnya tergantung pada hati yang memasak,” katanya.

Kelas memasak ditutup dengan suasana penuh canda. Di meja panjang, tersaji udang tumis asam sunti hasil kolaborasi bersama para peserta.

“Kalau dapur ibu-ibu aman, insyaallah inflasi juga bisa kita jaga,” tutur Siti Hajar menutup kegiatan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *