Bendungan Tak Kunjung Rampung, Seribuan Hektare Sawah di Syamtalira Aron Mengering

Bendungan Tak Kunjung Rampung, Seribuan Hektare Sawah di Syamtalira Aron Mengering

Aceh Utara|BidikIndonesia.com  – Seribuan hektare persawahan di Kecamatan Syamtalira Aron, Aceh Utara, mengering karena kekurangan air. Padi yang baru disemai bahkan kini menguning.

“Warga di sini rata-rata mata pencaharian dari sawah. Jika hanya mengandalkan tadah hujan, para petani akan merugi saat musim kemarau lantaran padi yang disemai mati seketika akibat tidak tersedianya sumber air,” kata Rekan Petani dan Nelayan, Terpiadi, yang didampingi tokoh masyarakat Aceh Utara, M Yusuf Hasan.

Kekeringan sawah warga itu terjadi disebabkan tak kunjung tuntasnya pembangunan rehabilitasi Bendungan Krueng Pase di Gampong Lubok Tuwe, Kecamatan Meurah Mulia Aceh Utara yang sudah berjalan selama empat tahun. Sementara persawahan di Kecamatan Syamtalira Aron sangat bergantung pada irigasi Krueng Pase.

Terpiadi menyebutkan, irigasi Krueng Pase mengairi 8.922 hektare sawah di sembilan kecamatan. Satu berada di Lhokseumawe dan delapan lainnya wilayah Aceh Utara.

Selama bertahun-tahun petani gagal panen dan merugi hingga Rp 1 triliun lebih.

Bacaan Lainnya

“Jika seperti ini terus masyarakat bisa kelaparan. Kami sangat mengharapkan perhatian pemerintah daerah, provinsi dan pusat untuk segera menuntaskan pembangunan bendungan irigasi Krueng Pase,” ujarnya.

Terpiadi mengatakan program Presiden Prabowo Subianto tentang ketahanan pangan akan gagal di Aceh Utara, seandainya rehabilitasi bendungan irigasi tersebut tak kunjung usai.

“Masyarakat Aceh Utara tidak bisa hidup tanpa pertanian, tetapi bisa hidup jika ketidakhadiran industri. Karena itu pemerintah harus menuntaskan permasalahan irigasi ini untuk mencegah maraknya kriminal dan pengangguran di daerah itu sendiri,” tuturnya.

Di sisi lain, Terpiadi mengatakan keberadaan PT Pema Global Energi (PGE) sama sekali tidak memberi manfaat bagi masyarakat di lingkungan wilayah kerja. Setelah mengeruk hasil atau keuntungan di bawah sawah penduduk, tetapi mereka tidak memberikan apapun kepada warga

Menurut Terpiadi, pendidikan warga di sekitar wilayah kerja pun tidak pernah dibantu.

“Jika rehabilitasi Bendungan Krueng Pase tak kunjung rampung, maka Aceh Utara bukannya bangkit seperti program bupati, tapi malah bangkrut,” kata dia.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *