Banda Aceh|BidikIndonesia.com – Suasana lapangan usai upacara bendera Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 RI di lapangan Blang Padang, Banda Aceh Ahad, 17 Agustus 2025 mendadak bergemuruh ketika 274 prajurit Kodam Iskandar Muda (IM) mempersembahkan atraksi bela diri pencak silat militer.
Tepuk tangan meriah warga mengiringi setiap jurus yang ditampilkan dengan penuh semangat. Dengan iringan musik dan aba-aba penuh semangat, para pendekar Iskandar Muda tampil gagah dan anggun.
Mereka tidak hanya menunjukkan keahlian bela diri, tetapi juga menghadirkan sentuhan budaya dengan balutan pakaian adat Aceh dan kain songket khas Tanah Rencong.
Atraksi pertama dibuka dengan penampilan kolosal dari lima prajurit putri TNI yang mengenakan pakaian adat Aceh. Mereka adalah Sersan Dua Siti Azahra asal Banda Aceh, Sersan Dua Arini asal Kota Cane, Sersan Dua Suci dari Aceh Singkil, Sersan Dua Celsi dari Bener Meriah, dan Sersan Dua Devina dari Gayo Lues.
Gerakan jurus yang luwes sekaligus tegas membuat penonton berdecak kagum. Para srikandi muda ini menjadi simbol semangat Cut Nyak Dhien, pahlawan nasional asal Aceh yang terkenal berani memperjuangkan tanah air.
Setelah penampilan pembuka, giliran Sersan Dua Muhammad Rizky dari Jasdam IM memimpin rangkaian atraksi jurus serangan dan tangkisan khas pencak silat militer. Gerakan cepat, tajam, dan penuh tenaga diperlihatkan dengan teknik yang terukur, memperlihatkan hasil latihan disiplin tanpa kenal lelah.
Sorakan penonton semakin ramai ketika Sersan Dua Yudhi dari Ajendam IM mempersembahkan atraksi tendangan bertenaga, diikuti pertarungan bebas antar pendekar.
Di sisi tribun, prajurit lain menampilkan seni rencong dan toya. Senjata tradisional Aceh ini tidak hanya sebagai pusaka, tetapi juga simbol keberanian dan harga diri masyarakat Tanah Rencong.
Atraksi semakin menegangkan saat para prajurit memperagakan “lompat harimau.” Dengan penuh keberanian, Letnan Dua Inf Agung Yoga Wirasana dari Meulaboh memimpin para pendekar melompati rintangan manusia.
Salah satunya bahkan sukses melewati sepuluh orang sekaligus, sebuah pertunjukan yang membuat penonton menahan napas sebelum bertepuk tangan riuh.
Tidak kalah menarik, atraksi piramid diperagakan oleh Prajurit Satu Rahmad Aulia dari Yonarhanud 5/CSBY bersama rekan-rekannya. Mereka melompat dengan teknik presisi, lalu mendarat sempurna.
Bagian paling memukau datang saat para pendekar Teuku Umar muda membentuk formasi garuda. Dengan kekuatan fisik dan teknik pernapasan, Aan Saputra dari Yon Arhanud 5/CSBY berhasil mematahkan sembilan batako bertumpuk hanya dengan sekali pukulan.
Sementara di sisi lain, dua prajurit memainkan senjata tradisional pecut yang menggelegar saat diayunkan.
Atraksi ditutup dengan penampilan Sersan Dua Vincensius dari Yonkav 11/Macan Setia Sakti yang memimpin penghormatan terakhir.
Seluruh pendekar kemudian memberi salam kebangsaan, diiringi “Dirgahayu Republik Indonesia! Merdeka!”.
Fuadi, salah seorang warga asal Banda Aceh yang menyaksikan langsung atraksi ini mengatakan, demonstrasi bela diri pencak silat militer Kodam Iskandar Muda ini tidak hanya menunjukkan kemampuan tempur prajurit TNI. Namun katanya juga menggambarkan kekayaan budaya Aceh yang berpadu dengan semangat nasionalisme.
“Seperti pesan yang tergambar dari setiap jurus yaitu keberanian, ketangguhan, dan cinta tanah air harus terus diwariskan dari generasi ke generasi,” kata dia.
Sementara itu, Letnan Dua Arhanud Ghafi Nazaria, salah seorang pelatih mengatakan atraksi ini dipersiapkan sejak Juli dengan latihan rutin setiap sore di lapangan Kodam Iskandar Muda. Sepekan menjelang puncak acara, seluruh tim menjalani latihan intensif di Lapangan Blang Padang.
“Kami mulai mempersiapkan atraksi ini sejak bulan Juli. Latihan dilaksanakan setiap sore, dan seminggu terakhir penuh di Lapangan Blang Padang,” katanya.
Atraksi tersebut melibatkan 274 prajurit TNI sebagai peserta, dengan empat orang pelatih utama.