ASN Kemenag Aceh Masuk Rekor MURI sebagai Penulis Puisi Etnik Nusantara untuk Dunia

ASN Kemenag Aceh Masuk Rekor MURI sebagai Penulis Puisi Etnik Nusantara untuk Dunia

BANDA ACEH – Dunia pendidikan Aceh kembali memperoleh pengakuan nasional. Delapan guru madrasah di bawah naungan Kementerian Agama Kota Banda Aceh, termasuk salah satunya dari MTs Darul Ulum YPUI Banda Aceh, resmi mencatatkan namanya dalam Rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai Penulis Puisi Etnik Terbanyak Tingkat Nasional.

Salah satu sosok yang menorehkan prestasi tersebut adalah Dr. Juliana Agani, S.Pd.I, M.Pd., seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) dari Kementerian Agama Aceh yang dikenal aktif dalam pengembangan literasi madrasah.

Penghargaan ini diberikan berkat kontribusi mereka dalam antologi internasional bertajuk “Etnik Nusantara”, sebuah proyek literasi yang digagas Perkumpulan Rumah Seni Asnur (PERRUAS). Antologi tersebut menghimpun karya dari berbagai daerah dan mengangkat tema budaya, tradisi, bahasa, legenda, serta nilai-nilai etnik dari wilayah Nusantara maupun kawasan ASEAN.

Literasi sebagai Penjaga Warisan Budaya

Presiden Perkumpulan rumah seni Asnur (PERRUAS), Dato Asrizal Nur, menekankan puisi adalah medium strategis dalam pendokumentasian budaya.

Bacaan Lainnya

“Puisi adalah sarana yang kuat untuk melestarikan budaya, terutama di tengah arus globalisasi. Melalui Etnik Nusantara, kami menghadirkan ruang bagi para penyair untuk mengekspresikan kekayaan tradisi daerah agar tetap hidup dan menjadi referensi bagi generasi mendatang,” ujar Dato Asrizal Nur.

Keterlibatan para guru madrasah dalam proyek ini menunjukkan bagaimana dunia pendidikan, khususnya madrasah, ikut mengambil peran penting dalam memelihara identitas budaya melalui jalur literasi.

Kebanggaan bagi Madrasah Aceh

Bagi MTs Darul Ulum YPUI Banda Aceh, capaian Dr. Juliana Agani bukan sekadar prestasi personal, melainkan inspirasi bagi seluruh pendidik dan peserta didik. Partisipasinya menunjukkan bahwa guru madrasah tidak hanya bertugas mentransfer ilmu, tetapi juga berperan sebagai penjaga nilai budaya dan penggerak kreativitas di lingkungan pendidikan.

Penghargaan MURI ini semakin menegaskan bahwa madrasah di Aceh mampu tampil bersaing pada tingkat nasional maupun internasional. Kontribusi literasi ini sekaligus memperkuat citra Banda Aceh sebagai daerah yang kaya budaya, subur dalam tradisi sastra, dan konsisten melahirkan pendidik yang progresif.

Selain Juliana Agani, terdapat tujuh guru di bawah Kemenag Kota Banda Aceh turut yang turut terdaftar dalam Rekor MURI. Mereka adalah Indra Mardiani, S.Pd., M.Pd dari MIN 11 Banda Aceh; Mardiana, S.Ag., M.Ag., dari MIN 5 Banda Aceh; Rakhmawati, S.Ag., dari MIN 11 Banda Aceh; Dra. Tarbiati dari MTsN 1 Banda Aceh; dan Listika Burais, S.Pd., M.Pd., dari MTsN 2 Banda Aceh.

Nama Suhelly dari MIN 6 Banda Aceh dan Reni Nurmalisa, S.Pd., M.Pd. dari MIN 9 Banda Aceh juga masuk dalam daftar Rekor MURI tersebut.

Gerakan Sastra untuk ASEAN

Antologi “Etnik Nusantara” hadir bukan hanya sebagai karya sastra, tetapi juga sebagai gerakan budaya yang bertujuan memperkuat identitas Indonesia dalam lingkup ASEAN. Melalui karya-karya tersebut, unsur budaya Aceh turut memperkaya mozaik sastra regional sekaligus memperluas akses pengenalan budaya Nusantara bagi pembaca internasional.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *