Meureudu|BidikIndonesia.com– Tokoh muda Pidie Jaya, Muhammad Rissan, mendesak aparat penegak hukum (APH) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pidie Jaya untuk mengusut tuntas penyebab kelangkaan gas elpiji bersubsidi ukuran 3 kilogram (Kg) atau gas melon yang kembali dikeluhkan warga.
Menurut Rissan, saat ini untuk mendapatkan satu tabung gas elpiji 3 kg ibarat “mencari emas di celah bebatuan”. Harganya pun melonjak drastis dari harga eceran tertinggi (HET) Rp18 ribu menjadi Rp30 ribu hingga Rp40 ribu per tabung.
“Gas 3 kg itu kebutuhan dasar masyarakat. Sekarang justru langka dan harganya tidak masuk akal. Yang paling terdampak adalah rakyat kecil dan pelaku UMKM. Kalau ada gas, dapur pasti berasap,” ujar Rissan kepada Aceh Online.
Gas elpiji 3 kg, kata dia, sejatinya diperuntukkan bagi rumah tangga kurang mampu dan pelaku usaha kecil. Namun kini, ketersediaan dan harga menjadi kendala serius yang menyengsarakan masyarakat.
Rissan menilai kelangkaan ini bukan soal pasokan dari pusat, melainkan dugaan kemungkinan adanya penyimpangan dalam proses distribusi di tingkat lokal. Dia menyebut, ada dengan mudah menenteng beberapa tabung gas untuk warung kopi, sementara ibu-ibu rumah tangga antre sejak pagi.
“Bukan masyarakat atau penjual itu yang salah, tapi perlu diselidiki dari mana mereka dapatkan. Jangan-jangan ada pangkalan atau agen yang bermain. Ini kejahatan moral di atas penderitaan rakyat,” tegasnya.
Rissan juga mengungkapkan bahwa Pemerintah Pidie Jaya berdasarkan catatannya, telah dua kali menyurati PT Pertamina Cabang Banda Aceh untuk penambahan kuota gas elpiji 3 kg. Surat pertama dikirim pada Oktober 2024 dan yang terbaru pada pekan lalu.
“Namun sebanyak apa pun kuota ditambahkan, kalau distribusinya tidak ditertibkan, kelangkaan akan tetap terjadi. Pemerintah dan APH harus menertibkan jalur distribusi terlebih dahulu,” katanya.
Untuk diketahui, distribusi gas elpiji 3 kg di Pidie Jaya saat ini dilayani oleh tiga agen resmi, yakni PT Petro Maar Global, PT Rahmat Na Gah, dan PT Alam Jaya Tabina, yang menyuplai pangkalan-pangkalan di delapan kecamatan dalam wilayah tersebut. []
