Aliansi Aceh Bergerak Gelar Aksi Peduli Bencana di Gedung DPRA

Aliansi Aceh Bergerak Gelar Aksi Peduli Bencana di Gedung DPRA

Banda Aceh|BidikIndonesia.com – Aliansi Aceh Bergerak akan menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) pada Selasa, 30 Desember 2025. Aksi yang digelar sebagai wujud kepedulian terhadap korban banjir di sejumlah wilayah Aceh itu direncanakan diikuti sekitar seribu orang peserta dari berbagai elemen mahasiswa, pemuda, relawan, dan masyarakat sipil.

Dalam surat pemberitahuan yang diterbitkan Aliansi Aceh Bergerak dan ditandatangani oleh Koordinator Aksi, Ali Hasyimi, kegiatan ini bertujuan untuk menyuarakan penderitaan warga terdampak banjir sekaligus mendorong lembaga legislatif Aceh memperkuat tekanan kepada pemerintah pusat agar menetapkan Aceh sebagai daerah bencana nasional.

Aksi direncanakan dimulai pukul 14.00 WIB dan berlangsung hingga selesai. Titik kumpul dipusatkan di Pelataran Gedung DPRA, Jalan Teuku Nyak Arif, Banda Aceh. Bentuk aksi yang akan dilakukan yakni penyampaian pendapat di muka umum atau demonstrasi sesuai dengan ketentuan undang-undang.

Dalam surat tersebut, Aliansi menyatakan bahwa langkah aksi ini dilandasi oleh semangat moral dan tanggung jawab terhadap kondisi darurat yang sedang menimpa sebagian rakyat Aceh. Situasi banjir yang berkepanjangan di kawasan Tamiang, Aceh Timur, dan beberapa wilayah tengah dinilai belum mendapat perhatian serius dari pemerintah pusat.

“Sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab moral terhadap masyarakat yang terdampak, kami Aliansi Aceh Bergerak melaksanakan aksi penyampaian pendapat di muka umum dengan tujuan mengangkat isu bencana banjir di Aceh serta menyampaikan tuntutan (petisi) kepada pemerintah,” bunyi pernyataan resmi dalam surat pemberitahuan aksi yang diterima pada Sabtu (28/12/2025).

Bacaan Lainnya

Dalam pernyataannya, Aliansi Aceh Bergerak juga meminta dukungan dari berbagai pihak, termasuk aparat keamanan, agar jalannya aksi berlangsung tertib dan damai. Mereka menyebut aksi ini sebagai upaya demokratis untuk menyampaikan aspirasi masyarakat Aceh sekaligus bagian dari hak konstitusional warga negara.

Aliansi Aceh Bergerak menyatakan bahwa kondisi kebencanaan yang terus berlarut dan belum mendapat perhatian proporsional menjadi panggilan moral untuk turun ke jalan. Mereka juga mendesak DPRA untuk tidak hanya bersikap pasif, tetapi mengambil langkah konkret melalui jalur resmi kepada pemerintah pusat terkait percepatan penanganan bencana.

Badan Penanggulangan Bencana Aceh sebelumnya telah melaporkan kerugian akibat banjir yang melanda Aceh dalam dua bulan terakhir mencapai ratusan miliar rupiah. Ribuan warga dilaporkan mengalami kerusakan rumah, kehilangan harta benda, dan keterbatasan akses pangan serta layanan kesehatan. Sebagian wilayah masih dalam kondisi terisolasi karena akses transportasi yang rusak.

Pihak kepolisian belum memberikan keterangan resmi terkait pengamanan aksi ini. Namun, merujuk pada pengalaman aksi serupa sebelumnya, aparat diperkirakan akan disiagakan untuk menjaga situasi tetap kondusif, mengingat jumlah massa yang ditaksir cukup besar.

Aliansi Aceh Bergerak memastikan bahwa seluruh massa aksi telah diimbau untuk menjaga ketertiban dan tidak membawa atribut yang mengandung unsur provokatif. Fokus utama akan diarahkan pada penyampaian tuntutan melalui orasi, pembacaan petisi, dan penyerahan dokumen pendukung kepada pimpinan DPRA.

Koordinator aksi, Ali Hasyimi, mengatakan bahwa inisiatif ini lahir dari keresahan bersama atas situasi kebencanaan yang belum tertangani secara maksimal. Ia menyerukan agar kepedulian tidak hanya datang dari masyarakat, melainkan juga dari para pemangku kebijakan.

“Sudah saatnya lembaga-lembaga pemerintah melihat bencana ini sebagai persoalan kemanusiaan, bukan lagi sekadar musibah lokal,” ujarnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *