Aceh Utara|BidikIndonesia.com – Dinas Kesehatan Aceh Utara mencatat jumlah anak mengalami gizi buruk di kabupaten itu sebanyak 65 jiwa. Sementara tertinggi kasus terdapat wilayah Kecamatan Nisam dengan jumlah 13 jiwa.
Berdasarkan data, kecamatan kedua tertinggi kasus gizi buruk terdapat di Meurah Mulia 11 kasus, disusul Tanah Jambo Aye delapan kasus, Dewantara, Muara Batu, Buket Hagu, Lhoksukon masing-masing empat kasus.
Kemudian Baktiya, Paya Bakong masing-masing tiga kasus. Kemudian Sawang, Kuta Makmur dan Tanah Luas sebanyak dua kasus; Simpang Keuramat, Syamtalira Bayu, Cot Girek, Langkahan, Samudera semuanya satu kasus.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh Utara, Samsul Bahri, mengatakan penyebab terjadinya gizi buruk pada balita disebabkan semasa kehamilan kurangnya asupan gizi terhadap ibu hamil. Selain itu, sibuknya aktivitas ibu bayi sehingga tidak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif.
“Selain itu faktor lain disebabkan karena anak tidak mendapatkan intervensi imunisasi dasar lengkap. Contohnya, berat badan saat lahir sangat rendah, tidak diimunisasi, sering sakit sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak anak,” katanya.
Samsu memastikan di Aceh Utara belum ada balita meninggal dunia akibat gizi buruk. Dinas Kesehatan sendiri, kata dia, melalui 32 unit Puskesmas dengan bidan sebagai ujung tombak terus mendata jumlah gizi buruk di daerah itu.
Samsul menambahkan terkait penanganan, Dinas Kesehatan Aceh Utara mengadakan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal untuk ibu hamil, gizi buruk dan gizi kurang.
“Selain itu, kita terus mengedukasi ibu hamil atau menyusui terhadap pencegahan gizi buruk. Mereka diarahkan melakukan penguatan melalui 960 Posyandu yang tersebar di Aceh Utara. Kita targetkan seribu hari pertama kehidupan atau kandungan sembilan bulan ibu hamil harus mendapatkan Antenatal Care atau pemeriksaan awal sebanyak enam kali, dua dengan dokter dan selebihnya bersama bidan,” ujarnya.
Dikatakan Samsul, ibu hamil juga harus mengkonsumsi tablet tambah darah, dengan harapan penanganan intensif terhadap mereka mampu memberikan asupan gizi dan edukasi tentang beragam makanan harus dikonsumsi sehingga bisa melahirkan bayi dengan berat badan 2,5 kilogram dan tinggi 50 sentimeter.
Dinkes Aceh Utara juga mengimbau kepada seluruh masyarakat di Aceh Utara khususnya ibu hamil dan menyusui, agar memanfaatkan fasilitas pemeriksaan kesehatan enam kali. Lebih mudahnya lagi, di seluruh Puskesmas Aceh Utara sudah bisa dilakukan USG secara gratis tanpa berbayar. Sehingga ibu hamil yang berisiko tinggi bisa tertangani cepat.
“Kepada seluruh stakeholder dan pemerintah gampong, sama-sama kita memperhatikan kesehatan ibu hamil dengan mengalokasikan dana lebih untuk PMT di setiap Posyandu, sasarannya meliputi, ibu hamil, lansia serta balita,” imbuhnya.***