Remaja putri yang mengalami anemia (FOTO: PhotoDune.com)
Bidik Indonesia. com. JAKARTA – Dibandingkan remaja putra, remaja putri berisiko lebih tinggi mengalami anemia. Saat masa remaja, akan terjadi peningkatan kebutuhan zat besi. Karena adanya percepatan pertumbuhan (growth spurt) dan menstruasi.
Selain itu, kebiasaan mengkonsumi minuman penghambat absorbsi zat besi (konsumsi teh dan kopi) juga menjadi penyebab anemia. Maka dari itu, perlu perhatian khusus untuk pencegahan anemia pada remaja putri.
Anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat atau ketika sel darah merah tidak berfungsi dengan baik. Alhasil, organ tubuh tidak mendapat cukup oksigen sehingga membuat penderita anemia pucat dan mudah lelah.
Seorang Ibu yang mengending anaknya
Selain itu, dampak anemia juga menyebabkan para remaja putri mengalami berbagai kondisi seperti; penurunan imunitas sehingga lebih rentan terpapar berbagai penyakit infeksi, penurunan prestasi di sekolah, penurunan konsentrasi belajar di kelas, penurunan kebugaran dan produktifitas kerja.
Khusus remaja putri, dampak jangka panjang dari anemia cukup membahayakan. Yaitu memperbesar resiko kematian ibu melahirkan, bayi lahir dengan prematur, berat bayi rendah.
Diperlukan pencegahan yang tepat sebelum remaja putri terlanjur terkena anemia. Berikut beberapa cara mencegah anemia pada remaja putri yang bisa dilakukan:
Meningkatkan asupan makanan sumber zat besi
Meningkatkan asupan makanan sumber zat besi dengan pola makan bergizi seimbang. Terutama, makanan kaya zat besi dan asam folat, seperti daging, sereal, kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau gelap, roti, dan buah-buahan.
Makanan kaya vitamin B12, seperti susu dan produk turunannya, serta makanan berbahan dasar kacang kedelai, seperti tempe dan tahu, buah-buahan kaya vitamin C, misalnya jeruk, melon, tomat, dan stroberi.
Rutin mengongsumsi Tablet Tambah Darah atau TTD
upaya pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) menjadi penting untuk diberikan untuk remaja putri dalam proses pertumbuhannya. Selain untuk meminimalisir potensi anemia, juga untuk mempersiapkan kesehatan remaja putri pada saat sebelum menjadi seorang ibu.
Pemberian TTD pada remaja putri ini untuk mencegah ibu nantinya melahirkan bayi dengan tubuh pendek (stunting) atau berat badan lahir rendah (BBLR).
Dengan pencegahan ini, diharapkan mampu mengurangi potensi anemia pada remaja putri dan lahirnya bayi dalam keadaan stunting dari para calon ibu di Indonesia. Sehingga terciptanya generasi muda dan generasi penerus yang sehat serta mampu berdaya saing dengan maksimal. (adv)