Rapor Merah, Pengamat Politik Serukan Tolak Pilih Kembali 13 Anggota DPR-RI Incumbent Asal Aceh

Rapor Merah, Pengamat Politik Serukan Tolak Pilih Kembali 13 Anggota DPR-RI Incumbent Asal Aceh

BANDA ACEH, BidikIndonesia.com Pengamat Politik di Aceh, Usman Lamreng, mengimbau masyarakat Aceh untuk tidak memilih kembali 13 anggota DPR-RI incumbent asal Aceh karena selama lima tahun gagal memperjuangkan aspirasi rakyat Aceh. “Rapor mereka merah, jelek sekali,” kata Usman Lamreng di Banda Aceh, Jumat 12 Januari 2024.

Usman Lamreng mencontohkan kegagalan para anggota DPR-RI di antaranya dalam memperjuangkan dana pembangunan venue baru untuk pesta olahraga PON XXI 2024 Aceh-Sumut yang pada akhirnya terpaksa menggerus dana APBA Aceh sekitar Rp1,2 triliun. Padahal, sejatinya, dana itu menjadi domainnya pemerintah pusat. “Ini menandakan mereka tak peduli. Sangat ironi,” tegas Usman.

Selain lemahnya tingkat negosiasi dana PON XXI Aceh—Sumut, ke 13 anggota DPR-RI daerah pemilihan Aceh itu juga gagal memperjuangkan dana otonomi khusus hingga turun ke level satu persen. Jika tahun 2022 Aceh mendapatkan Rp 7,560 triliun dana Otsus, jelas Usman, maka tahun 2023 tinggal Rp 3,9 triliun, atau setengahnya.

Pada 2023, tambah Usman, Aceh hanya menerima 1 persen dana otsus yang bersumber dari platform Dana Alokasi Umum (DAU) nasional itu. Dengan pertimbangan ini, “Maka wajar saja rakyat Aceh menolak memilih mereka kembali,” ujar Usman Lamreung.

Akademisi dan doktor lulusan terbaik di bidang politik ini mengajak masyarakat untuk lebih teliti dalam memilih wakilnya pada Pemilihan Anggota Legislatif (Pileg) 2024 yang sudah di ambang pintu.

Bacaan Lainnya

Calon-calon terbaik yang maju pada kontestasi Pileg 2024 Dapil Aceh, menurut Usman, sudah tersedia. “Buka internet. Silahkan pilih dengan melihat rekam jejaknya. Lupakan calon-calon incumbent yang selama ini cuma mengejar kekuasaan dan memperkaya diri sendiri,” ajak Usman.

Di tempat terpisah, kalangan jurnalis senior di Aceh juga bersuara keras menyerukan penolakan 13 anggota DPR-RI petahana Dapil Aceh yang dianggap gagal memperjuangkan aspirasi rakyat Aceh.

“Mereka udah lupa tugasnya untuk kepentingan rakyat Aceh setelah menjadi wakil rakyat,” ujar Hamdan Budiman, seorang jurnalis yang banyak ikut terlibat membidani lahirnya parpol lokal baru di Aceh.

Hamdan Budiman menyebutkan bahwa hakikat partai politik adalah sebagai kenderaan para politikus untuk memperjuangkan nasib rakyat dari daerah pemilihannya untuk duduk di Jakarta.

“Mereka merupakan representasi rakyat Aceh untuk memperjuangkan nasib rakyat agar tidak tertipu dengan janji – janji manis pemerintah pusat dan janji – janji manis anggota DPR RI itu sedniri kepada rakyat Aceh,” kata Hamdan Budiman.

Dalam sebuah diskusi publik bersama para jurnalis di Banda Aceh, Selasa 9 Januari 2024, jurnalis senior lainnya, T. Anwar Ibrahim Riwat, menilai ke 13 wakil rakyat di gedung DPR-RI Senayan Jakarta itu tidak layak untuk dipilih kembali. “Track record-nya terbukti tidak bermanfaat bagi rakyat,” jelas CEO media siber acehstandar.com.

Dari diskusi awak media disimpulkan tidak ada satupun wakil rakyat asal Aceh itu berkomitmen membela dan memperjuangkan kepentingan dan kesejahteraan rakyat Aceh. “Mereka hanya lips servis saja,” ulas Anwar Ibrahim Riwat.

Kesimpulan diskusi para jurnalis di Aceh itu Aceh menghendaki agar masyarakat meninggalkan 13 anggota DPR-RI petahana asal Aceh yang maju kembali pada kontestasi Pileg 2024. “Ke depan pilih wakil rakyat yang berkomitmen di atas kertas dan berani bersumpah dengan kitap suci Al-Qur’an di kepala,” ajak Anwar Ibrahim.

Ketua Asosiasi Media Siber Aceh (AMSA), Syarbaini Usman, sependapat dengan dua jurnalis senior itu. Menurut dia, saat ini wajar saja masyarakat Aceh kecewa dengan kinerja 13 anggota DPR-RI petahana asal Aceh. “Di era digital ini masyarakat Aceh sudah cerdas dalam memilih calon wakilnya untuk didudukkan di Senayan,” kata Syarbaini Usman.

Dia mengilustrasikan wakil rakyat itu dikatakan berhasil jika outputnya ada bagi rakyat Aceh, namun saat ini semua dinilai gagal. “Bahkan tambah terpuruk, misalnya, batasan BBM bersubsidi, menjamurnya tambang ilegal yang merusak alam Aceh, bahkan masih banyak persoalan lain yang justru malah memperburuk nasib rakyat di Aceh,” kata Syarbaini.

Salah seorang anggota DPR RI petahana yang memastikan diri untuk maju kembali dalam kontestasi Pileg 2024, Hj Illiza Sa’aduddin Djamal, ketika dimintai tanggapannya atas penolakan (anggota DPR-RI incumbent yang rapornya merah) mengaku sepakat. Kata dia, semua diserahkan kepada masyarakat Aceh. “Tentu masyarakat yang akan menilai. Bukan saja untuk DPR-RI, juga DPD RI, DPRA dan DPRK,” jelas Illiza kepada KBA, Sabtu, via pesan Whatsapp.

Sementara anggota DPR-RI incumbent asal Aceh lainnya seperti M. Nasir Jamil, Irmawan dan T. Rifky Arsya, tak merespon pertanyaan yang dikirimkan KBA via pesan whatsapp.

Berikut nama 13 anggota DPR RI periode 2019-2024 Provinsi Aceh melansir laman resmi DPR RI:

Dapil Aceh I: 7 orang yaitu 1. H Irmawan, (Partai Kebangkitan Bangsa), 2. Fahdlullah, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), 3. H M Salim Fakhry, Partai Golongan Karya (Golkar), 4. Rafli, – Partai Keadilan Sejahtera (PKS), 5. Hj Illiza Sa’aduddin Djamal, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), 6. H Nazaruddin Dek Gam, Partai Amanat Nasional (PAN), dan 7. H Teuku Riefky Harsya, Partai Demokrat.

Sedangkan Dapil Aceh II terdiri dari 6 orang yaitu: 1. Ruslan M. Daud, (PKB), 2.HTA Khalid, Partai Gerindra, 3. Ilham Pangestu, Partai Golkar, 4. H Muhammad Nasir Djamil, PKS, 5. H Anwar Idris, PPP, dan 6. Muslim, Partai Demokrat.[KBA]