BidikIndonesia.com – Puasa Syawal merupakan ibadah sunnah yang biasanya dilaksanakan mulai 2 Syawal, setelah Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal.
Puasa Syawal memiliki berbagai keutamaan dan manfaat, yang tidak hanya menyempurnakan puasa Ramadan, tetapi juga memberikan keberkahan dalam hidup.
Mengutip laman resmi Kemenag, puasa Syawal idealnya dilakukan persis setelah hari Raya Idul Fitri, yakni pada 2-7 Syawal.
Seperti diketahui, 1 Syawal 1446 H atau 2025 M ini jatuh pada Senin (31/3/2025).
Oleh karena itu, puasa Syawal 2025 akan dimulai pada 2 Syawal yang jatuh pada Selasa (1/4/2025).
Berlangsung selama enam hari, sehingga puasa Syawal 2025 dapat dilaksanakan hingga Minggu (6/4/2025).
Bacaan Niat Puasa Syawal
نويت صوم شهر شوال سنة لله تعالى
Nawaitu Sauma Syahri Syawwal Sunnatan Lillahi Ta’alah
Artinya :
“Saya niat puasa bulan Syawwal , sunnah karena Allah ta’ala.”
Tata Cara Puasa Syawal
Tata cara puasa Syawal sebenarnya tidak jauh berbeda dengan tata cara puasa wajib Ramadan.
Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjalankan puasa sunnah ini:
1. Menentukan Niat
Puasa Syawal dimulai dengan niat di malam hari atau sebelum fajar pada hari pertama puasa.
Niat ini tidak perlu dilakukan setiap hari jika puasa dilaksanakan berturut-turut.
2. Melaksanakan Puasa dengan Sempurna
Seperti puasa Ramadan, selama menjalankan puasa Syawal, seseorang harus menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, seperti makan, minum, dan perbuatan yang membatalkan puasa lainnya.
3. Waktu Berbuka Puasa
Berbuka puasa Syawal dilakukan setelah matahari terbenam, sebagaimana puasa lainnya.
Jangan lupa untuk berbuka dengan doa yang sesuai dan dilanjutkan dengan makan secukupnya.
Manfaat Puasa Syawal
Berikut beberapa manfaat Puasa Syawal yang dikutip dari sumsel.kemenag.go.id:
1. Puasa enam hari di bulan Syawal setelah Ramadhan, merupakan pelengkap dan penyempurna pahala dari puasa setahun penuh.
2. Puasa Syawal dan Sya’ban bagaikan shalat sunnah rawatib, berfungsi sebagai penyempurna dari kekurangan.
Karena pada hari kiamat nanti perbuatan-perbuatan fardhu akan disempurnakan (dilengkapi) dengan perbuatan-perbuatan sunnah.
3. Dengan puasa enam hari pada bulan Syawal di antara ciri puasa Ramadhannya diterima oleh Allah.
karena apabila Allah menerima amal ibadah seseorang, Allah akan memudahkan orang tersebut untuk melakukan amal shaleh lainnya.
Para ulama berkata “Pahala amal kebaikan adalah kebaikan yang ada sesudahnya.”
Oleh karena itu, barang siapa yang mengerjakan kebaikan kemudian melanjutkannya dengan kebaikan lain, maka hal itu merupakan tanda atas terkabulnya amal perbuatan pertama.
4. Membiasakan puasa setelah bulan Ramadhan adalah amal-amal yang dikerjakan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT pada bulan Ramadhan tidak terputus dengan berlalunya bulan mulia tersebut selama dia masih hidup.