Banda Aceh | BidikIndonesia – Wasit Eko Agus Sugiharto mendapat sorotan publik saat memimpin pertandingan sepak bola Aceh vs Sulawesi Tengah dalam PON XXI Aceh-Sumatera Utara, Sabtu (14/9/2024).
Dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Dimurthala, Banda Aceh itu, Eko Agus Sugiharto mengeluarkan tiga kartu merah untuk pemain asal Sulawesi Tengah.
Namun, tim Sulawesi Tengah yang merasa kepemimpinan Eko Agus Sugiharto berat sebelah tidak terima. Wasit itu pun kemudian dipukul salah satu pemain bernama Muhammad Rizki.
Tim Sulawesi Tengah akhirnya memutuskan mengundurkan diri dari pertandingan. Ini membuat Aceh lolos ke babak semifinal sepak bola PON XXI Aceh-Sumatera Utara 2024.
Lantas, siapa itu Eko Agus Sugiharto?
Profil Eko Agus Sugiharto Dikutip dari laman Transfermarkt, Eko Agus Sugiharto merupakan wasit sepak bola berlisensi A nasional asal Ogan Komering Ulu Timur (Oku Timur), Sumatera Selatan.
Data Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDIKTI) Kemendikbud Ristek mencatat, Eko merupakan lulusan STKIP Dharma Wacana.
Dia mendapat gelar Sarjana Pendidikan dari program studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga.
Pria berusia 39 tahun ini terakhir tercatat aktif sebagai wasit dalam pertandingan Liga 2 Indonesia pada 2022/2023. Kala itu, dia memimpin pertandingan antara PSCS Cilacap vs Persipa Pati pada 5 September 2022 dengan skor akhir 1-1.
Dia juga memimpin laga PSMS Medan vs Karo United FC pada 10 September 2022 dengan skor 1-0.
Dalam kedua pertandingan tersebut, Eko tampak tidak segan memberikan kartu kuning kepada para pemain. Dia mengeluarkan delapan kartu kuning pada laga PSCS Cilacap vs Persipa Pati.
Di laga PSMS Medan vs Karo United FC, lima kartu kuning dikeluarkan. Selain Liga 2, Eko juga aktif memimpin kompetisi Liga 3 Indonesia saat masih bergulir. Dia menjadi wasit utama dalam laga Karo United vs PS Siak pada 2022.
Di luar profesinya sebagai wasit sepak bola, Eko bertugas sebagai guru olahraga SMPN 2 Belitang Jaya, OKU Timur.
Eko di PON XXI Aceh-Sumut 2024, Eko kemudian terpilih menjadi salah satu wasit pertandingan sepak bola pada PON XXI Aceh-Sumut 2024.
Pertandingan pertama yang dia pimpin mempertemukan tim Papua Barat vs Jawa Tengah pada 3 September silam. Pertandingan itu berakhir imbang 1-1 tanpa kontroversi.
Dia dijadwalkan memimpin empat sampai lima pertandingan dalam ajang tersebut.
Eko seharusnya berada di Aceh sampai 20 September nanti. Namun, insiden dalam laga Aceh vs Sulawesi Tengah mencoreng rekam jejak kariernya. Sebab, dia diyakini membuat keputusan tak adil yang menguntungkan Aceh.
Diberitakan Kompas.com, Minggu (15/9/2024), Eko mengeluarkan dua kartu merah untuk pemain Sulawesi Tengah, Wahyu Alman dan Moh Akbar pada menit ke-74 dan 85.
Saat perpanjangan waktu, Eko memberikan penalti ke tim Aceh pada menit ke-97. Keputusan itu diprotes Sulawesi Tengah. Nahas, Muhammad Rizki lalu memukul kepala wasit sampai jatuh. Eko pun ditolong menggunakan ambulans. Aksi itu membuat Rizki mendapat kartu merah.
Namun Aceh gagal mengeksekusi penalti. Tim Sulawesi Tengah kemudian memilih mengundurkan diri sebelum masuk babak tambahan.
Sementara itu, Manajer Tim Sepakbola PON Sulawesi Tengah, Susik menyebut ada pergantian wasit dalam pertandingan melawan Aceh.
Menurutnya, Eko Agus Sugiharto tidak tercantum dalam daftar untuk memimpin pertandingan tersebut. Nama wasit yang tertulis adalah Achmad Hafid Hilmi.
“Kami disodorkan line-up di ruang ganti lima menit sebelum kick-off, atas nama Ahmad Hilmi. Jadi kami tidak tahu yang mana wajah Ahmad Hilmi dan yang mana Eko,” ungkapnya, dikutip dari Kompas.com, Senin (16/9/2024).
Perubahan nama wasit itu baru dia ketahui pagi hari sebelum pertandingan ketika Liaison Officer (LO) mengantarkan line-up terbaru.
PSSI lakukan pengusutan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mengecam kejadian yang terjadi dalam pertandingan Aceh vs Sulawesi Tengah itu.
Kepemimpinan Eko sebagai wasit dinilai kontroversial. Namun, pemain Sulawesi Tengah meresponsnya dengan aksi tak terpuji.
“Memalukan. Sangat memalukan. PSSI akan mengusut tuntas peristiwa ini dan akan menjatuhkan sanksi terberat!” ujar Ketua Umum PSSI Erick Thohir dalam keterangannya, Minggu (15/9/2024).
PSSI akan melakukan investigasi mendalam terhadap kepemimpinan wasit yang dinilai penuh kejanggalan. Kemudian, sanksi terberat akan diberikan kepada pemain dan wasit yang terlibat dalam kejadian itu. Sanksi larangan seumur hidup pun mengancam wasit dan pihak-pihak lain jika terbukti ada oknum yang mengatur hasil laga.
“Tidak ada toleransi bagi pihak yang telah dengan sengaja melanggar komitmen fair play. Sanksi bukan sekadar hukuman melainkan statement dari sepak bola Indonesia yang tidak mentolerir sedikitpun praktik di luar fair play,” tegas dia.[ADV]