Produk Gagal jadi Kota Mati, Revitalisasi Pasar Peunayong

Produk Gagal jadi Kota Mati, Revitalisasi Pasar Peunayong

BidikIndonesia.com, Banda Aceh  -Revitalisasi Pasar Peunayong yang dicanangkan Pemerintah Kota Banda Aceh sepertinya menjadi produk gagal. Pengalihan fungsi dari pasar Peunayong menjadi Kota Tua, pusat kuliner, dan Taman Kota masih hanya sebatas impian dan harapan.

Menurut Akademisi Universitas Abulyatama Usman Lamreung, Peunayong saat ini menjadi kota mati. Kota Tua menjadi slogan dan program penataan pemko terlupakan, tidak selesai, terbengkalai, dan jorok.

Bahkan, menurut pandangan, sang pengamat ini, Slogan kota tua hanya hasrat penguasa, tapi tak becus dilakukan penataan. Padahal bila penataan Peunayong benar-benar serius akan berdampak besar pada PAD daerah, bisa menjadi ikon kota Banda Aceh sebagai titik nol sejarah kota tua Banda Aceh.

“Relokasi pasar dan penataan Peunayong menjadi kota tua dan pusat kuliner adalah produk gagal dan menjadi kota mati,”tegas Usman kepada LensaPost, Sabtu 29 Juni 2024.

Kata dia, Dulu, Peunayong didesain Belanda sebagai Chinezen Kamp (tenda) atau Pecinan. Peunayong dihuni warga Cina dari Suku Khe, Tio Chiu, Kong Hu, Hokkian, dan etnis lainnya. Kawasan tersebut menjadi pusat perdagangan yang cukup menonjol. Berdagang merupakan mata pencaharian utama suku Cina, yang umumnya tumbuh di lingkungan pusat bisnis.

Bacaan Lainnya

“Pada masa kini, Peunayong menjadi kota sepi, kotor, dan hilangnya fakta sejarah masa lalu kota Banda Aceh,”ujarnya.[Lensapost]