Banda Aceh | BidikIndonesia – Pemerintah Kota Sabang terus menekan inflasi dengan cara memastikan ketersediaan bahan pokok pangan dan bahan penting lainnya serta mengendalikan harga bahan pokok. Upaya tersebut telah dimulai sejak Jumat 25 Oktober lalu, dimana sosok Penjabat Wali Kota Sabang, Andri Nourman, melakukan penandatanganan kerja sama antar daerah yakni dengan Kabupaten Aceh Besar.
Andri Nourman mengatakan kerja sama tersebut bertujuan untuk memastikan ketersediaan bahan pokok pangan dan penting lainnya, serta mengendalikan harga bahan pokok di wilayah Aceh Besar dan Sabang.
“Kami atas nama masyarakat dan Pemerintah Kota Sabang menyampaikan ini sebagai upaya bersama untuk menekankan inflasi daerah,” kata Andri Nourman, sebagaimana dikutip pada Selasa, 5 November 2024.
Menurutnya, setiap daerah memiliki harga pasar yang berbeda begitu pula di Kota Sabang. Salah satu hal yang mempengaruhi harga pasar adalah inflasi, yang harus ditanggapi dengan serius agar terkendali dan memberi keseimbangan dalam perbandingan harga pasar.
“Dengan upaya yang tepat, sejauh ini kita mampu mengatasinya sehingga masyarakat bisa mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau. Dengan penandatangan MoU ini, semoga permasalahan inflasi bisa lebih teratasi dengan baik,” ujarnya.
Ia mengatakan, Sabang merupakan pulau yang hampir seluruh kebutuhan pokok masyarakat didatangkan dari daratan Aceh, maupun luar Aceh. Meski demikian, masyarakat petani Sabang tidak hanya berdiam diri, tapi terus berupaya memproduksi hasil pertanian seperti palawija, serta beberapa komoditas lokal termasuk kelapa, coklat dan sebagainya.
“Hal ini didukung Dinas Pertanian Kota Sabang yang terus berupaya meningkatkan perekonomian petani dengan berbagai upaya seperti sosialisasi, penyuluhan, pemberian bibit tanaman yang cocok dengan kondisi iklim dan tanah Sabang, termasuk pembibitan bawang, cabai dan lain-lain,” kata Andri.
Sementara itu, Pj Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto menjelaskan pihaknya akan membantu mengatasi pengendalian inflasi yang terjadi di Kota Sabang. Namun, transportasi laut dari Ulee Lheue Banda Aceh menuju Sabang menjadi hal penting yang harus diperhatikan, mengingat Sabang adalah pulau.
“Jika transportasi tidak lancar, tentunya akan berpengaruh pada harga pasar serta merugikan pengusaha angkutan. Oleh karena itu, pihak dinas terkait harus ikut secara rutin agar inflasi bisa sama-sama terjaga,” ungkap Muhammad Iswanto.
Ia menjelaskan, Aceh Besar memiliki pasar yang dapat menampung daya beli luar biasa yaitu pasar Lambaro. Dimana pasar ini menjadi tempat transaksi jual beli kebutuhan pokok, bukan hanya bagi masyarakat Aceh Besar tetapi juga menjadi pusat pasar pembelian masyarakat Kota Banda Aceh.
“Pemkab Aceh Besar sebelumnya juga telah melakukan Kerjasama Antar Daerah dengan Kabupaten Aceh Tamiang. Dimana kesuksesan pelaksanaan pengendalian inflasi perlu daya beli yang kuat dan sehat dan Alhamdulillah kini inflasi di Aceh Besar masih tergolong stabil,” jelasnya.
Disisi lain lanjut Muhammad Iswanto, Pemerintah Kabupaten Aceh Besar juga melakukan upaya lainnya seperti membuka pasar murah di kecamatan-kecamatan, membangun saluran air untuk petani dengan sistem pompa dari sumur bor dan kegiatan pendukung lainnya.
“Semoga Kerjasama Antara Daerah yang kita lakukan ini menjadikan ekonomi masyarakat Sabang, Aceh Besar dan Aceh pada umumnya terus membalik. Banda Aceh, Sabang dan Aceh Besar (Basajan) adalah ibarat satu keluarga yang tak terpisahkan,” tutupnya.[ADV]