Monumen Kereta Api Kutaraja: Saksi Bisu Era Kejayaan Lokomotif Uap di Aceh

Monumen Kereta Api Kutaraja: Saksi Bisu Era Kejayaan Lokomotif Uap di Aceh

BANDA ACEH, Bidikindonesia.com Di tengah pesatnya perkembangan teknologi modern, sebuah monumen megah yang berlokasi di pusat kota di Jalan Sultan A Mahmudsyah, persis di halaman Barata Departement Store Banda Aceh masih menarik perhatian publik.

Monumen mesin lokomotif BB84 ini merupakan saksi bisu dari zaman keemasan kereta api uap di Aceh. Monumen yang juga dikenal dengan Kereta Api Kutaraja ini telah menjelma sebagai penjaga utama sejarah dan keajaiban teknologi masa lalu.

Dahulu, kereta api uap pertama kali dibangun Kolonial Belanda pada tahun 1874 dari Pelabuhan Ulee Lheue hingga pusat Koetaradja sepanjang 4 kilometer. Sejarah mencatat bahwasanya kereta api di Aceh resmi didirikan tahun 1884.

Kereta api atau yang juga dikenal dengan Atjeh Tram ini mulai difungsikan sebagai transportasi umum pada tahun 1889 setelah dibangunnya beberapa rute yang menghubungkan daerah Aceh seperti Seulimuem, Sigli, Pidie dan Lhokseumawe.

Pada tahun 1916, Atjeh Tram berganti nama menjadi Atjeh Staatsspoorwegen (ASS). Adapun stasiun Koetaradja ini merupakan stasiun kereta api kelas A yang merupakan stasiun terbesar di Aceh. Namun, pada tahun 1942, Atjeh Tram berhenti beroperasi dikarenakan Perang Dunia II dan diambil alih oleh Jepang.

Bacaan Lainnya

Setelah Indonesia merdeka, aset Atjeh Staatsspoorwegen dinasionalisasikan, yang awalnya dikelola oleh Djawatan Kereta Api (DKA). Sejak tahun 1982 Atjeh tram resmi beroperasi kembali. Kini, kejayaan itu akhirnya lenyap, meninggalkan Monumen Kereta Api Kutaraja sebagai satu-satunya bukti kejayaan masa lalu.

Monumen Kereta Api Kutaraja memancarkan pesona yang membawa kita kembali ke masa lalu. Dengan lokomotif uap yang masih utuh, monumen ini bukan hanya sekadar struktur fisik, tetapi juga kapsul waktu yang membawa kita pada petualangan menakjubkan melintasi jalur kereta yang legendaris.

Stasiun Kereta Api Koetaradja, yang saat ini lebih dikenal sebagai “Monumen Kereta Api Uap” merupakan sebuah bangunan megah yang pada masanya menjadi simbol kejayaan Stasiun Kereta Api kelas A. Sebuah monumen menakjubkan yang terpajang megah di tengah-tengah Kota Banda Aceh.

Bangunan ini tidak hanya mewakili kemegahan arsitektur pada era sebelumnya, tetapi juga melambangkan sejarah panjang perjalanan kereta api di kompleks bangunan Barata dan taman Kodim 0101/BS saat ini.

Tidak hanya sebagai warisan budaya, tetapi juga saksi bisu dari revolusi industri yang pernah hadir di Aceh. Ini adalah simbol keajaiban teknologi masa lalu sebagai penghargaan yang layak untuk para pionir yang telah berjuang membangun peradaban transportasi di Aceh.

Amatan KBA.ONE, seiring perubahan zaman, Monumen Kereta Api Uap mulai terkubur dalam keabuan lupa. Kurangnya pengelolaan dari pemerintah setempat telah menyebabkan banyaknya masyarakat Aceh yang tidak mengenal atau bahkan lupa akan keberadaan monumen bersejarah tersebut.

Satu-satunya sisa lokomotif uap yang masih ada di Aceh, monumen mesin lokomotif BB84 menjadi destinasi wisata sejarah yang menarik bagi wisatawan yang ingin menjelajahi warisan budaya Aceh, sekaligus memahami kontribusi signifikan dari masa lalu bagi pembangunan transportasi Aceh di masa depan.[KBA]