BANDA ACEH , BidikIndonesia | Dalam upaya mendukung pelestarian lingkungan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya ekosistem mangrove, Komunitas Sahabat Hijau, Fhandika Hotel Boutique Inc., dan Pemuda Peduli Mangrove Kutaraja (Pemangku) bersinergi melakukan penanaman 1000 bibit mangrove di Mangrove Park Lampulo, Kota Banda Aceh, 10-11 November 2024, Jumat (10/1/2025).
Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, dimulai dengan seremoni pembukaan yang hangat di Fhandika Hotel Boutique pada 10 November. Acara pembukaan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan pemerintah daerah, aktivis lingkungan, tokoh masyarakat, serta kalangan pelajar dan mahasiswa. Pada 11 November, acara dilanjutkan dengan penanaman bibit mangrove secara simbolis dan masal di Mangrove Park Lampulo, yang merupakan kawasan strategis untuk konservasi pesisir sekaligus destinasi edukasi dan ekowisata di Banda Aceh.
Penanaman mangrove memiliki beragam manfaat ekologis, sosial, dan ekonomi. Mangrove tidak hanya peran sebagai pelindung alami pantai dari abrasi dan gelombang pasang, tetapi juga menyerap karbon dioksida dalam jumlah besar, sehingga membantu mitigasi perubahan iklim. Selain itu, mangrove menyediakan habitat penting bagi berbagai flora dan fauna, termasuk satwa langka dan endemik yang hidup di wilayah pesisir.
“Kami ingin mengajak seluruh elemen masyarakat untuk melihat bahwa langkah sederhana seperti menanam mangrove memiliki dampak besar yang positif bagi lingkungan dan kehidupan. Melalui kolaborasi ini, kami berharap dapat menumbuhkan semangat kepedulian bersama untuk menjaga kelestarian alam,” ujar salah satu panitia.
Selain aksi tanam mangrove, acara ini juga diisi dengan berbagai kegiatan pendukung, seperti sesi edukasi tentang ekosistem mangrove, diskusi panel bersama para ahli lingkungan, dan pelatihan singkat cara merawat bibit mangrove agar dapat tumbuh optimal. Peserta juga diajak untuk mengenal lebih dekat keanekaragaman hayati yang ada di kawasan Mangrove Park Lampulo melalui tur edukatif yang dipandu oleh para pakar.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi lintas sektor – melibatkan komunitas, pelaku bisnis, pemuda, dan pemerintah – sangat penting dalam upaya perlindungan lingkungan. Dengan semakin banyak pihak yang terlibat, diharapkan dampak positif kegiatan ini dapat dirasakan dalam jangka panjang, tidak hanya oleh masyarakat lokal tetapi juga oleh generasi mendatang.
Yusrida Arnita, SP, M.Sc, IALI, selaku Pembina Komunitas Sahabat Hijau, turut menyampaikan pentingnya kolaborasi ini dalam melestarikan ekosistem pesisir. “Mangrove bukan hanya pelindung alami pantai, tetapi juga simbol kekuatan alam yang mampu memulihkan dirinya jika diberi kesempatan. Dengan menanam mangrove, kita tidak hanya menanam pohon, tetapi juga menanam harapan untuk masa depan lingkungan yang lebih baik,” tuturnya.
Beliau juga mengajak seluruh pihak untuk terus berperan aktif dalam menjaga keseimbangan alam. “Saya percaya, bersama-sama kita mampu mewujudkan perubahan besar melalui langkah kecil yang berkelanjutan. Mari bergerak bersama, melindungi ekosistem mangrove, demi menciptakan masa depan yang hijau, lestari, dan penuh harapan untuk generasi mendatang.”
Dr. Ir. Erdiwansyah, ST., MT., IPM., ASEAN Eng., APEC Eng., dosen peneliti dari Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh, juga memberikan pandangannya. “Mangrove adalah salah satu aset penting dalam mitigasi dampak perubahan iklim. Penanaman mangrove yang kita lakukan hari ini bukan sekadar aksi simbolis, tetapi langkah strategis yang mendukung penelitian dan pengembangan keberlanjutan lingkungan di Aceh. Saya berharap kolaborasi seperti ini dapat terus dikembangkan, sehingga menghasilkan solusi inovatif yang berbasis ilmiah untuk menjaga kelestarian ekosistem pesisir,” ujarnya.
Mari bergerak bersama, menanam harapan untuk masa depan yang lebih hijau dan lestari! [*]