kecewa dengan pemberitaan di salah satu media online Kota Langsa atas tudingan adanya bekingan pada saat perekrutan karyawan PKWT di PTPN IV Regional 6 yang mencantumkan nama Ade Vikky Al Azy Zy, warga Paya Bujok Seulemak yang merupakan Keponakan Rizal saat ditemui awak media di Langsa, Senin (10/02/2025).
LANGSA | bidikindonesia.com, Kisah pilu seorang anak yatim yang ditinggalkan oleh seorang ayah pada usia 6 bulan kini telah lulus menjadi karyawan Perekrutan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) di PTPN IV Regional 6 pada tahun lalu.
Pun demikian, dirinya sempat diberitakan disalah satu media online kota Langsa dalam perekrutan karyawan yang dituding adanya Praktik Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN).
Bahkan, hal ini sangat menyayat jantung saat informasi diketahui oleh seorang yang telah membesarkannya (Paman) pada kala itu.
Tudingan adanya praktik KKN dalam perekrutan karyawan PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu) di PTPN IV Regional 6 yang diberitakan di salah satu media online Kota Langsa sangat melukai perasaan keluarga seorang anak yatim yang lulus dalam seleksi tersebut.
“Kami sebagai orang kecil sangat kecewa dengan pemberitaan di salah satu media online Kota Langsa atas tudingan adanya bekingan pada saat perekrutan karyawan PKWT di PTPN IV Regional 6 yang mencantumkan nama keponakan saya,” ungkap Rizal, warga Paya Bujok Seulemak yang merupakan paman Ade Vikky Al Azy Zy saat ditemui awak media di Langsa, Senin (10/02/2025).
“Padahal keponakan saya yang bernama Ade Vikky Al Azy Zy lulus murni tanpa adanya bekingan seperti yang dituduhkan di media tersebut,” imbuhnya.
Rizal yang berprofesi sebagai buruh bangunan menceritakan bahwa Ade Vikky Al Azy Zy yang sudah menjadi yatim sejak umur 6 bulan karena ayahnya meninggal dalam mengikuti test perekrutan tersebut tanpa ada sanak famili di perusahaan itu.
“Keponakan saya hanya meminta bantuan kepada Allah SWT dalam mengikuti test perekrutan karyawan PKWT di PTPN IV Regional 6. Jadi tudingan di pemberitan itu terhadap keponakan saya tidak benar,” katanya.
“Kami merasa terdzalimi oleh tudingan pemberitaan di media itu, karena setelah membaca berita tersebut keponakan saya sangat terganggu pikirannya,” terangnya.