Diisukan Angker, PPDB SDN Sukoharjo Lampura Hanya Terima 3 Murid?

Diisukan Angker, PPDB SDN Sukoharjo Lampura Hanya Terima 3 Murid?

Lampura, Bidikindonesia,- Terbilang tidak lazim, Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sukoharjo, Kecamatan Abung Surakarta, Kabupaten Lampung Utara (Lampura) ini hanya menerima tiga murid pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ini.

Ketiga murid itu terdiri dari dua pelajar siswa laki-laki yaitu Reza Wijaya Radika serta Alif Agung Pratama dan seorang siswi Putri Ayu Larasati.

Lantas, bagaimana kondisi belajar mereka yang hanya tiga murid dan seorang guru dalam sebuah ruang kelas?.

Yaa, walau hanya tiga murid, namun Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bersama Sofiatun wali kelasnya tetap berjalan lancar.

Seperti yang diutarakan Reza Wijaya salah seorang murid tersebut, meski hanya belajar bersama kedua rekan sekolahnya, dia mengaku tetap bersemangat dalam menimba ilmu. Itu terbukti dari catatan absensi kehadiran pada dewan guru.

Bacaan Lainnya

“Sepi, kepinginnya banyak teman,” ujar murid itu ketika ditanya wartawan pada Senin, 22 Agustus, 2022.

Meski hanya mengajar tiga murid, Sofiatun sebagai wali kelas mereka juga tetap profesional untuk mencerdaskan anak bangsa ini.

“Kamikan hanya menjalankan tugas, berapapun muridnya yang datang tetap kami ajar,” katanya.

Sementara itu, Sri Sulastri Kepala SDN Sukoharjo menduga minimnya pelajar yang mereka peroleh lantaran jumlah penduduk yang juga sedikit, hanya berkisar 700 Kartu Keluarga saja.

“Menurut saya karena disinikan penduduknya sedikit, selain itu sekolah disini banyak. Sebenarnya kondisi seperti ini sudah dari tahun-tahun sebelumnya terjadi, namun yang paling sedikit tahun ini,” ungkapnya.

Padahal, sebelum berlangsungnya tahapan PPDB pihak sekolah telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar hingga menyebar iklan banner penerimaan siswa didik baru.

“Sebelumnya kami juga sudah mengumpulkan wali untuk sosialisasi. Kondisi inikan memang agak berbeda tidak lazim dengan sekolah lainnya, tapi ya belajar mengajar tetap aktif seperti biasanya,” tandas Sri Sulastri.

Selain itu pula menurut Sri Sulastri, beredar isu dikalangan pelajar sekolah tersebut angker alias banyak mahluk tidak kasat mata lantaran bersebelahan dengan pemakaman umum.

Namun, Sri Sulastri membantah hal itu, menurutnya itu hanyalah isu belaka dan dipastikan ketidakbenarannya.

Bahkan, kekurangan murid bukan hanya terjadi pada lokal kelas I yang hanya berisi tiga murid saja, melainkan juga terjadi pada kelas lainnya.

Diketahui, kelas II berisi 14 murid, kelas III hanya 8 murid, kelas IV 16 murid, kelas V 9 murid, dan kelas VI hanya 10 murid saja.

Akibat kondisi ini, nampaknya pihak terkait mulai dari dewan guru, Pemerintah Desa hingga Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) harus segera melakukan terobosan-terobosan demi menghindari terjadinya gulung tikar alias tutup pada SDN Sukoharjo tersebut.

Apalagi mengingat kondisi beberapa bangunan sekolah itu nampak perlu adanya rehabilitasi lantaran telah mengalami kerusakan yang signifikan seperti banyaknya plafon yang sudah jebol.(RJ)

Pos terkait