Di Mangrove Park Lampulo, IKA USK Ikut Reboisasi Pantai

Di Mangrove Park Lampulo, IKA USK Ikut Reboisasi Pantai

BANDA ACEH, BidikIndonesia.com Ketua Ikatan Alumni Universitas Syiah Kuala (IKA USK) Amal Hasan, ikut menghadiri kegiatan reboisasi penanaman mangrove di kawasan Manggrove Park, Lampulo, Kecamatan Kutaraja, Kota Banda Aceh, Sabtu 8 Juni 2024.

Penanaman 2.500 batang mangrove tersebut dalam rangka peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia melibatkan Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh, Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan Fakultas Kelautan dan Perikanan USK, mahasiswa Mata Kuliah Dasar Umum Praktek Kerja Lapangan (MKDU PKL) USK, IKA USK dan para pemangku kepentingan lainnya.

Penanaman dilakukan di hamparan sekitar 8 hektar areal Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo yang disiapkan DKP Aceh sebagai penyangga kawasan pendaratan ikan terbesar di Aceh itu dari gerusan abrasi pantai.

Amal Hasan mengapresiasi kegiatan penghijauan dan penanaman mangrove yang digagas oleh mahasiswa Fakultas Kelautan dan Perikanan USK tersebut.

“Ini menjadi salah satu bukti nyata keterlibatan dan partisipasi serta pengabdian mahasiswa kepada masyarakat dan juga sebagai salah satu bentuk implementasi tri darma perguruan tinggi,” ujar Amal Hasan

Bacaan Lainnya

Amal Hasan berharap penanaman mangrove sebagai upaya merehabilitasi hutan bakau itu dapat dilakukan secara berkelanjutan. Upaya yang dilakukan pihak terkait selama ini telah menunjukkan tingkat keberhasilan yang signifikan setelah sebelumnya kawasan tersebut rusak akibat terdampak musibah tsunami pada akhir Desember 2004 silam.

“Kita berharap peremajaan dan penanaman kembali mangrove di kawasan pesisir ini terus berlanjut, sehingga nanti bukan hanya sebagai penyangga PPS Lampulo, tapi juga bisa menjadi hutan wisata, taman pendidikan, tempat dilakukannya penelitian dan pengembangan berbagai jenis ilmu pengetahuan tentang kelautan dan perikanan, khususnya tentang ekositem bakau itu sendiri,” tambah Amal Hasan yang juga Ketua Perhumas Aceh tersebut.

Amal Hasan berharap keberhasilan rehabilitasi mangrove di pesisir Banda Aceh bisa menjadi contoh bagi daerah lain. Di saat hutan bakau di berbagai daerah rusak akibat peralihan lahan dan penebangan, Aceh berhasil melakukan rehabilitasi.

“Kalau ini terus dikembangkan, ini akan menjadi tempat edukasi dan penelitian yang tentu juga akan menjadi salah satu sumber tambahan bagi penerimaan pendapatan daerah. Potensinya besar apa lagi jika nanti bisa dikembangkan menjadi kawasan ekowisata dengan beragam flaura dan fauna di dalamnya,” tambahnya.

Selain itu, kata dia, penanaman kembali mangrove bukan saja akan menjaga keragaman hayati dari floura dan fauna di dalamnya, tapi juga akan menjadi pelindung kawasan tersebut dari abrasi.

Amal Hasan menambahkan setidaknya ada 3 manfaat utama dari pelestarian dan budidaya tanaman mangrove ini. Pertama hutan tanaman mangrove punya karakter yang sangat kuat sebagai penyangga kawasan pantai dari abrasi dan erosi laut.

Kedua habitat tanaman mangrove juga menjadi salah satu tanaman yang mampu memproduksi oksigen (O2) dan mampu menyerap karbon (CO2) dalam jumlah yang maksimal, ketiga hutan mangrove juga menjadi tumpuan kehidupan dan siklus rantai makanan berbagai biota laut dan flora fauna lainnya.

“Nantinya bila suatu kawasan hutan mangrove telah dikelola secara baik juga berpotensi menjadi kawasan ekowisata yang dapat menciptakan berbagai peluang ekonomi bagi masyarakat dan daerah,” pungkasnya.[KBA]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *