Dari Bayang-Bayang Negatif Menuju Panggung Kesuksesan

Dari Bayang-Bayang Negatif Menuju Panggung Kesuksesan

Banda Aceh | BidikIndonesia – Pekan Olah Raga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut adalah pesta insan olaharaga Indonesia yang membawa kegembiraan dan kebahagiaan. Meskipun diselingi berbagai “badai” isu dan juga badai “beneran”, khususnya yang melanda beberapa titik di kawasan Aceh pada seminggu terakhir kegiatan nasional tersebut.

Kegiatan olahraga di PON yang mungkin paling membawa kegembiraan, sangat terasa di venue olahraga Pacuan Kuda, di Lapangan Pacuan Kuda Simpang Kelaping, Pegasing, Aceh Tengah. Saking meriahnya, bahkan Ketua Umum Komite Olahraga Nasional (KONI) Pusat, Letjen Purn Marciano Norman mengatakan, event pacuan kuda PON XXI ini telah mengukir sejarah.

Karena, mengalahkan penonton sekelas Meulbourne Cup di Australia, atau Kentucky Derby di Amerika Serikat. Oleh karena itu ia sangat berterima kasih atas antusiasme warga yang begitu tinggi dalam menyaksikan Pacuan Kuda PON tersebut.

Apa yang dikatakan Ketua KONI itu sangat beralasan. Bayangkan, belum pernah ada dalam sejarah PON di Indonesia, penontonnya bisa mencapai 120 ribu orang setiap hari. Bahkan di hari puncaknya, hampir mencapai 200 ribu orang.

Para penonton yang disebut Marciano itu, umumnya datang dari tiga kabupaten di Gayo yaitu Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues. Ketiga kabupaten ini terletak di Dataran Tinggi Gayo. Masyarakatnya memiliki tradisi turun temurun menyelenggarakan Pacuan Kuda Tradisional setiap tahun. Sehingga ketika Pacuan Kuda PON diselenggarakan di Takengon, otomatis mereka antusias datang menonton.

Bacaan Lainnya

Tapi bukan hanya karena itu saja, warga Gayo kini menikmati lintasan baru pacuan kuda berstandar internasional, yang dibangun khusus untuk PON XXI. Alhasil, suasana pacuan kuda PON kali ini, mirip seperti di Australia, atau di Amerika Serikat. Apalagi didukung suasana dingin kota pegunungan nan indah di Takengon yang terhampar di ketinggian hingga 1.700 meter di atas permukaan laut. Tentu saja, ada juga penonton yang datang dari kawasan pesisir, seperti Aceh Utara, Aceh Timur, Bireuen dan lain-lain.

para atlet dari Jawa Barat mengakui bahwa itu adalah venue Dayung terbaik di Indonesia selama mereka mengikuti PON. “Pemandangannya indah, fasilitas waduknya dan berbagai perlengkapan sangat layak,ā€¯ungkap para atet. Selama lomba berlangsung, ribuan warga memenuhi lokasi untuk ikut menyaksikan pertandingan.

Sementara itu, untuk venue Terjung Payung di Lanud Blangpadang semuanya berjalan dengan baik. Bahkan untuk venue Paralayang yang lokasinya berdekatan dengan objek wisata Taman Rusa di Aceh Besar, juga selalu padat dikunjungi penonton serta berjalan dengan baik. Demikian juga dengan cabang Kurash di Jantho Sport Centre (JSC), tidak ada masalah apapun.

Apalagi venue tersebut memang sebelumnya menjadi andalan dalam Pekan Olah Raga Daerah Aceh (PORA). Saya tidak bisa menyebut satu persatu, cabang yang secara umum berlangsung dengan sangat baik di Aceh. Kalau kita lihat lagi ke kabupaten lain, ada venue yang luar biasa baiknya, misalnya venue sepatu roda di Sigli yang dipadati penonton dan berjalan sukses, seperti pacuan kuda di Takengon.[ADV]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *