Jakarta –
Kepala BNPB Suharyanto mengungkapkan terdapat 73.874 orang pengungsi korban gempa Cianjur. Puluhan ribu pengungsi itu tersebar di 325 titik pengungsian.
“Jumlah pengungsi per hari ini adalah 73.874 orang. Rinciannya pengungsi laki-laki 33.713 orang, pengungsi perempuan 40.161 orang, penyandang disabilitas ada 92 orang, ibu hamil ada 1.207 orang, dan lansia ada 4.240 orang,” kata Suharyanto dalam konferensi pers, yang disiarkan di YouTube BNPB Indonesia, Minggu (27/11/2022).
Suharyanto mengatakan per hari ini, tim satgas gabungan mengidentifikasi titik-titik pengungsian di seluruh Kabupaten Cianjur, yaitu ada di 325 titik pengungsian. Sebanyak 183 titik pengungsian terpusat yang berarti jumlah pengungsi di atas 25 orang.
Kemudian ada 142 titik pengungsian mandiri, artinya masyarakat yang mendirikan tempat-tempat pengungsian di sekitar rumahnya masing-masing dengan kekuatan di bawah 25 orang.
Ia menambahkan, hingga hari ke-7 terdapat 325 titik pengungsian yang tersebar di 15 kecamatan, sehingga banyak membutuhkan sumber daya yang tidak sedikit. Misalnya tenda yang besar maupun tenda yang kecil dengan ukuran untuk 4×6 atau pun 3×4 untuk keluarga masih banyak dibutuhkan.
“Kami secara bertahap juga terus menambah, tapi tentu saja karena tersebar ini menjadi permasalahan yang semakin hari harus dipecahkan. Namun distribusi logistik relatif sudah lebih baik dari pada hari-hari kemarin,” ungkapnya.
Suharyanto mengatakan tempat yang belum terjangkau bantuan secara lambat laun dengan mekanisme pendistribusian logistik secara berjenjang dari mulai kepala desa sampai dengan kabupaten diharapkan akan terjamah mendapat bantuan. Kini tempat logistik juga ada di kecamatan, tidak hanya di kantor kabupaten, maupun di gedung BPBD.
“Kami juga tidak tinggal diam, mengirimkan tim-tim pemantauan, tim-tim yang mencari apa benar kalau masih ada kelompok masyarakat yang masih belum mendapat bantuan. Sejauh ini tentu saja ada kekurangan dan kelemahan, tetapi kami rasa sudah semakin baik dibanding hari-hari sebelumnya,” tuturnya.
Sementara itu BNPB juga mencatat ada rumah dan infrastruktur yang rusak ringan, sedang dan berat. Jumlah infrastruktur yang rusak itu masih terus didata.
“Untuk sementara kita bisa sampaikan kepada rekan-rekan media untuk yang rusak berat ini ada 27.434 rumah, yang rusak sedang ada 13.070 rumah, rusak ringan ada 22.124 rumah sehingga totalnya 62.628 rumah,” ujarnya.
Kemudian infrastruktur sekolah yang rusak ada 398, tempat ibadah ada 160, fasilitas kesehatan 14, gedung kantor ada 16.
(yld/knv)
source