BANDA ACEH, BidikIndonesia.com Situasi jelang Pemilu pemilihan presiden dan legislatif tepatnya pada tanggal 11 Februari 2024 atau 3 hari menuju pencoblosan, pihak penyelenggara dan pengawas pemilu tiarap tanpa bergeming di Banda Aceh saat ditanya warga undangan belum diterima oleh masyarakat.
Suasana seperti ini terkesan setingan oleh penyelenggara atau Komisi Pemilihan Independen (KIP) Aceh juga Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) untuk mempersulit masyarakat menuju tempat pemungutan suara pada 14 Februari 2024.
Dari hasil pemantauan awak media merupakan Forum Pemred Aceh dibeberapa daerah belum beredar surat undangan, dikhawatirkan warga akan gagal memilih apalagi undangan memilih menjadi acuan pemilihan ditempat lain atau mandah.
Salah seorang warga Aceh Besar, Anwar, 60 tahun, mengaku belum menerima surat undangan hingga Minggu 11 Februari 2024.
Kemudian, Rais, 24 tahun, warga Banda Aceh mengaku belum terima surat undangan untuk pemilihan 14 Februari 2024.
Ketua Panwaslih Aceh, Agus Syahputra meminta KIP se Aceh segera melakukan surat undangan kepada warga sesegera mungkin sebab ini situasi genting jika tidak segera dilakukan pengiriman undangan memilih ke warga negara Indonesia.
“Kami berharap KIP segera mengirim undangan kepada warga sebagai pemikik suara pertahankan demokrasi di Indonesia,” kata Agus.
Sementara, Ketua KIP Aceh, Saiful mengatakan belum mengetahui jika masih ada daerah yang belum menerima surat undangan hingga saat ini, Minggu 11 Februari 2024
Saiful menjawab akan mengecek terlebih dahulu ke daerah – daerah, jawabnya lewat pesan WhatsApp, Minggu 11 Februari 2024, pukul 15.00 WIB.
Para pengamat politik di Aceh khawatir akan sikap netralitas penyelenggara pemilu jika saat ini hanya tersisa waktu 3 hari pihak KIP dan Panwaslih masih santai – santai saja, semestinya KIP harus profesional dan menerima amanah Pemilu dengan senang hati dengan bekerja keras, ujar Usman Lanreung kepada Forum Pemred Aceh.[KBA]