Lhokseumawe | BidikIndonesia – Setelah sekian lama vakum, Komunitas Rapa’i Uroh Kota Lhokseumawe kembali menunjukkan eksistensinya. Bertempat di Hotel Lido Graha, Sabtu (14/12), disela kegiatan Kajian Alat Musik Rapa’i Uroh yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Lhokseumawe yang berlangsung dengan penuh antusiasme.
Acara yang dimulai pukul 14.00 hingga selesai ini dihadiri oleh 48 peserta, mewakili komunitas Rapa’i Uroh dari seluruh kecamatan di Kota Lhokseumawe.
Dalam kegiatan ini, Muhammad Yasir Umar selaku penasehat Komunitas Rapa’i Uroh Kota Lhokseumawe menyampaikan semangat kebangkitan seni budaya tradisional ini.
“Rapa’i Uroh adalah warisan budaya kita. Sudah saatnya kita bangkit kembali, memperkuat komunitas, dan menjaga tradisi ini agar tidak hilang ditelan zaman, meunyoe koen ureung droe teuh yang pimpin koen ka neu kaloen, kiban naseb geutanyoe, jinoe gtanyoe beu sapue kheun sapu pakat, bek lee cree bree (jangan lagi bercerai berai, mari kita bersatu kembali, tujuan yang kita lakukan selama ini bukan untuk pribadi kita, namun untuk kebersamaan kita semua juga untuk anak cucu kita nanti), ” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Muhammad Yasir Umar juga mengumumkan pembentukan struktur kepengurusan Komunitas Rapa’i Uroh Kota Lhokseumawe secara aklamasi. Kepemimpinan komunitas tingkat kota diamanahkan kepada Mansur sebagai Ketua Umum. Sementara itu, jabatan Ketua Kecamatan diserahkan kepada beberapa tokoh muda, yakni:
Kecamatan Blang Mangat: Mustajab
Kecamatan Muara Dua: Jamaluddin Risyad
Kecamatan Muara Satu: Abdullah
Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga momentum untuk menyatukan visi dalam melestarikan seni musik tradisional Rapa’i Uroh. Para peserta menyatakan komitmen untuk terus aktif dalam mengembangkan komunitas dan memperkenalkan Rapa’i Uroh kepada generasi muda.
Dengan semangat baru, Komunitas Rapa’i Uroh Kota Lhokseumawe diharapkan mampu menjadi garda terdepan dalam melestarikan seni budaya Aceh yang penuh nilai sejarah ini.