ACEH UTARA, BidikIndonesia.com Seharusnya Perpustakaan dijadikan, salah satu tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola, dan mengatur koleksi bahan bacaat secara sistematis untuk digunakan, pemakai sebagai sumber informasi sekaligus sebagai sarana penunjang bagi para siswa untuk belajar.
Namun hal tersebut, sepertinya tidak begitu berarti bagi Madrasah Ibtidaiyah negeri (MIN) 9 Aceh Utara, dimana terlihat di madrasah itu, Perpustakaan lebih cendrung di manfaatkan untuk kantin tempat berjualan jajanan kepada siswa.
Pantauan Wartawan media ini di lokasi MIN 9 Aceh Utara, yang beralamat di Gampong Ude kecamatan matangkuli, perpustakaan di madrasah tersebut yang terbuat dari triplek berukuran tiga kali lima meter persegi lebih kurangnya, dan di pintu masuk utama perpustakaan itu, terlihat digantung jajanan serta toples plastik yang berisi alat tulis, seperti pensil, pulpen dan rak kecil berisi buku tulis. Senin (12/2/2024).
Ketika awak media ini bertanya pada penjaga Pusaka Amadrasah tersebut, JULIA mengatakan Kios di Perpustaak ini milik koperasi Madrasah itu sendiri, dirinya mengaku sambil menjaga perpustakaan itu, ia juga menjaga Kios ruang pustaka, “yang dijual disini hanya kebutuhan para siswa saja, dari pada siswa keluar membelinya.”Terang Julia.
Puluhan juta rupiah anggaran dana Bos pada tahun 2023 lalu, di anggarkan untuk pembelian buku di madrasah Min matangkuli itu, berhubung pergantian kurikulum dari K13 ke Kurikulum Merdeka, hampir semua buku di perpustakaan diganti dengan buku baru.
Tetapi, Anehnya semua buku di perpustakaan madrasah dimaksud, terkesan hanya menjadi bahan koleksi dan pajangan saja, pasalnya pintu masuk utama perpustakaan telah di tutupi dengan Kantin koperasi milik madrasah Min 9 Aceh Utara tersebut.
Sehingga, para wali murid berpendapat Kepala madrasah Min 9 Aceh Utara itu, sepertinya lebih mementingkan omset ekonomi, dibandingkan cerdasan anak didiknya, menurut keterangan seorang wali murid yang namanya tak ingin disebutkan, hal itu bukanlah hal yang baru, sejak dibuat beberapa tahun yang lalu, saya lihat di pustaka tersebut telah ada kantin, anak-anak masuk kesitu hanya untuk membeli jajanan saja” saya liat.”Jelasnya sumber dimaksud.
Selain Persoalan perpustakaan di madrasah ibtidaiyah negeri itu, juga terlihat para siswa mandar mandir membeli jajanan pada kantin, disaat jam proses belajar mengajar sedang berjalan di madrasah tersebut, dan patut di pertanyakan, apakah para guru di madrasah Min 9 Aceh Utara itu, meninggal kelas ketika proses belajar mengajar berlangsung.” Tanya wali murid lainnya yang sedang mengantar anaknya di Min matangkuli.
Sementara itu, Kemenag Aceh Utara melalui Kasi Pendidikan Madrasah Drs. Munzir, M.Pd, yang di hubungi media ini, “mengatakan, Sebenarnya fungsi perpustakaan itu adalah untuk ruang baca para siswa dalam memperkaya khazanah ilmu pengetahuan.
Di Perpustakaanlah para siswa mendapatkan berbagai pengetahuan dari literatur yang ada, sambil berdiskusi sesama mereka para siswa, Terkait topik yang dibahas oleh guru di dalam kelas.
Tetapi bila ada perpustakaan di Madrasah yang belum dimanfaatkan secara maksimal, maka kami berjanji akan melakukan kroscek dan mengkonfirmasi dengan pihak Madrasah itu, untuk mengetahui apa kendala yang ada sehingga pustaka belum bisa dimanfaatkan secara.
“InsyaAllah akan segera kita pertanyakan mengapa Perpustakaan di Min 9 Aceh Utara itu, bisa ada Kanti didalam, kita akan panggil kepala madrasah tersebut, mempertanyakan mengapa hal itu bisa terjadi.” Drs. Munzir.
Sampai Berita ini di Tanyakan, Kepala madrasah ibtidaiyah negeri (MIN) 9 Aceh Utara itu, belum memberikan Tanggapan apapun terkait hal tersebut, konfirmasi yang dilakukan awak media ini lewat pesan chat WA, juga tidak di balas, sedangkan status Pesan Tercetang dua.[detikAceh]