SIMEULUE, BidikIndonesia.com Simeulue telah menjadi kabupaten definitif sejak tahun 1999, berupaya keras untuk mengejar ketertinggalannya dalam pembangunan.
Setelah melepas diri dan mandiri dari kabupaten induknya, Aceh Barat, Simeulue masih menghadapi tantangan signifikan, terutama dalam aspek infrastruktur seperti jalan, jembatan, perumahan, pelabuhan, dan fasilitas umum lainnya.
Salah satu hambatan utama yang dihadapi adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang masih kecil dan letak wilayah yang terpencil. Menanggapi hal ini, anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Irmawan, menekankan perlunya upaya lebih besar dan kerja sama lintas sektor untuk memajukan Simeulue.
“Simeulue memerlukan usaha keras dan sinergisitas di berbagai lini dan sektor untuk menjadikan wilayah ini lebih maju,” ujar Irmawan dalam kegiatan resesnya di Simeulue pada Senin 22 Januari 2024.
Irmawan menyoroti bahwa keterbatasan Anggaran Pendapatan Daerah Kabupaten (APBK) tidak cukup untuk mempercepat pembangunan di Simeulue. Menurutnya, diperlukan kerja sama yang lebih intensif antara daerah, provinsi, dan pemerintah pusat untuk mewujudkan harapan masyarakat, terutama di wilayah kepulauan.
“Saya akan terus berupaya memperjuangkan pembangunan di Aceh, termasuk di Simeulue, selama saya menjabat sebagai wakil masyarakat Aceh,” tegas Irmawan.
Irmawan mengaku tidak hanya mengandalkan peranannya di parlemen untuk menggenjot pembangunan. Melalui dana aspirasi sebagai anggota DPR RI, merehabilitasi ratusan rumah di Simeulue.
Kata dia, proyek-proyek seperti pembangunan Pelabuhan Teluk Sinabang, jalan tembus Nancawa-Suak Lamatan, dan pengembangan transmigrasi juga mendapatkan dukungan dari dana aspirasinya, dengan sumber dana APBN.
Lanjut Irmawan, dengan tekad dan komitmen ia akan terus melanjutkan menyelesaikan dan menjawab harapan masyarakat Simeulue. Memberikan perhatian serius untuk kemajuan dan pembangunan infrastruktur di Simeulue.[KBA]
