Jakarta –
Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko membeberkan kriteria pemimpin RI yang ideal bagi Ketua Umum (Ketum) Megawati Soekarnoputri. Apakah sosok Puan Maharani dan Ganjar Pranowo cocok?
Budiman mengaku sudah sejak lama mengenal sosok Megawati. Menurutnya, Megawati selalu berpegang pada visi dan misi kebangsaan Bung Karno dalam membangun Indonesia berbasis pengetahuan dan kebudayaan.
“Sependek dan sejauh pengetahuan saya tentang Ibu Mega, yang pertama saya tahu sejak kelas 3 SD dari membaca bukunya Bung Karno, lalu saya berdialog langsung pada 1996 sejak menjadi aktivis Orde Baru, kemudian masuk partai berdialog dengan beliau, begini, beliau ini orang yang merasa, bahwa visi ideologis ajaran Bung Karno yang adalah Pancasila,” kata Budiman saat dihubungi, Kamis (12/1/2023).
“Sehingga kemudian beliau dalam melakukan pertimbangan langkah politik, meskipun harus kompromi ke sana ke mari dalam perjalanannya, tapi berusaha sekuat mungkin untuk menjalankan visi misi Bung Karno, yaitu membangun Indonesia berbasis pengetahuan dan kebudayaan,” ujar Budiman.
Budiman melanjutkan, berdasarkan refleksinya dari berbagai dialog dengan Megawati, ada kesan bahwa Megawati menginginkan pemimpin yang berhati terbuka dan siap mewujudkan cita-cita besar Bung Karno. Menurutnya, sosok ini harus menguasai setidaknya ilmu sejarah dan ilmu geopolitik dan mampu menawarkan kebaruan.
“Artinya memang pemimpin itu adalah seroang yang hatinya terbuka dan siap diisi dengan beban-beban sejarah dan cita-cita besar Bung Karno. Kesan yang saya tangkap kuat ya pemimpin itu harus menguasai ilmu sejarah dan ilmu geopolitik,” katanya.
“Ibu Mega melihat pemimpin negara sebesar Indonesia, dalam pergulatan sejarah dan pergulatan politik internasional, tidak boleh sekadar menjadi anak bawang. Sehingga menurut saya, pemimpin yang mempunyai keleluasaan wawasan dan hatinya terbuka untuk ilmu-ilmu baru. Pemimpin yang menawarkan kebaruan,” lanjut dia.
Budiman Sudjatmiko menyebutkan, Megawati begitu memiliki perhatian terhadap penguasaan sejarah, geopolitik, ideologi, dan teknologi. Menurut Budiman, Megawati memandang hal ini mesti dikuasai seorang pemimpin RI agar Indonesia memiliki daya tawar di kancah internasional.
“Jadi concern Ibu Mega itu sejarah, geopolitik, ideologi, dan teknologi. Sejarah itu harus ngerti dalam perjalanan waktu bagaimana, di tengah Asia Pasifik bagaimana, posisi Indonesia menghadapi AS, China, Australia, Eropa, dan lain-lain, harus sesuai ideologi Pancasila dan bagaimana itu bisa relevan dengan teknologi agar Indonesia bisa didengar,” beber Budiman.
Budiman mengatakan penguasaan bidang itu ditekankan dalam sistem kaderisasi PDIP. Selain itu, Budiman Sudjatmiko menyebut Megawati ingin pemimpin yang turun ke bawah.
“Ditekankan bahwa sering di dalam internal partai, bukan cuma baru-baru aja, itu sejak saya masuk di PDI Perjuangan tahun 2005, Ibu Mega sering berbicara soal penguasaan teknologi dan kebudayaan, terutama pertanian. Itu Ibu mega tegas banget, wajib turun ke rakyat dan perluas wawasan,” ujarnya.
Lalu apakah ragam ‘syarat’ pemimpin idaman Megawati ada di sosok Puan Maharani dan Ganjar Pranowo? Budiman memastikan kader PDIP sudah semestinya memahami ini.
“Iya semuanya itu ikut sekolah partai jadi harusnya paham dong, kira-kira begitu,” kata Budiman.
Simak Video ‘Teka-teki Capres PDIP yang Sudah Di Kantong Megawati’:
[Gambas:Video 20detik]
(fca/gbr)
source