“Deflasi di Aceh pada Februari 2025 sangat dipengaruhi oleh penurunan tarif listrik”
Banda Aceh | BidikIndonesia – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh mencatat Aceh mengalami deflasi atau penurunan harga sebesar 0,48 persen secara bulanan (month-to-month) pada Februari 2025.
Pejabat Fungsional Madya BPS Aceh, Haifa Sari, menyebutkan, penurunan harga tersebut dipengaruhi oleh kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang mengalami deflasi sebesar 3,73 persen dengan andil deflasi sebesar 0,54 persen.
“Deflasi di Aceh pada Februari 2025 sangat dipengaruhi oleh penurunan tarif listrik, serta harga beberapa komoditas pangan seperti bawang merah, telur ayam ras, cabai merah, dan daging ayam ras,” ujar Haifa, Selasa (4/3/2025).
Sementara itu, inflasi bulanan tetap terjadi pada beberapa komoditas, di antaranya emas perhiasan, ikan dencis, mobil, sigaret kretek mesin, dan bensin.
Secara tahunan, Aceh mengalami inflasi sebesar 0,41 persen pada Februari 2025, yang berarti harga barang dan jasa secara umum naik rata-rata sebesar 0,41 persen dibandingkan Februari 2024. Secara nasional, justru terjadi deflasi tahunan sebesar 0,09 persen.
Haifa menjelaskan bahwa kenaikan harga emas perhiasan, tarif air minum, sigaret kretek mesin, minyak goreng, dan ikan dencis menjadi penyumbang utama inflasi tahunan.
Lanjutnya, dari lima daerah yang menjadi wilayah penghitungan inflasi di Aceh, seluruhnya mengalami deflasi bulanan pada Februari 2025. Namun, untuk inflasi tahunan, hanya Aceh Tengah yang mengalami deflasi, sementara daerah lainnya mengalami inflasi dengan angka tertinggi di Lhokseumawe (1,32 persen) dan terendah di Banda Aceh (0,07 persen).[Bithe]
“Meski terjadi deflasi secara bulanan, kita tetap harus memperhatikan dinamika harga-harga ke depan, terutama yang berkaitan dengan kebutuhan pokok masyarakat,” ungkapnya.